Chapter 30 || She Belong To Me

61.5K 3.5K 142
                                    

She is mine. No one can have it even for one day, Adimas.

Not completely. Because i can make her fall in love with me even in just one day. And slowly she will be mine, Danis.


Matahari kembali menyapa dunia lagi dengan cerahnya, kali ini bukan panggilan alam yang membangunkan Riana melainkan sesuatu yang berat di perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari kembali menyapa dunia lagi dengan cerahnya, kali ini bukan panggilan alam yang membangunkan Riana melainkan sesuatu yang berat di perutnya. Ia membuka mata dan menemukan tangan Adimas melingkari perutnya. Riana membalikan badan, hal pertama yang dilihat adalah wajah damai Adimas. Senyumnya mengembang, lagi-lagi ia bersyukur memiliki Adimas dalam hidupnya.

Coba bayangkan jika Adimas tak pernah sekalipun hadir dalam hidupnya, mungkin saat ini Riana hanyalah mahasiswi biasa yang menikmati masa jomblonya dan iri melihat teman-temannya berpasang-pasangan. Ia bukan perempuan yang dikaruniai wajah cantik, kepopuleran ataupun otak pintar, itulah mengapa ia merasa begitu bersyukur mendapatkan Adimas yang tampan, berwawasan luas, dan tentunya juga mapan.

"Tapi cuek," Riana memajukan bibirnya mengejek Adimas.

Perlahan jemarinya bergerak untuk menyentuh wajah tampan itu. Telunjuknya menyusuri kening, mengusap alis Adimas lalu bergerak turun ke hidung mancung suaminya dan berhenti pada bibir. Ia mengulum senyum malu-malu apakah ini bibir yang menciumnya tadi malam? Riana menyentuh bibirnya sendiri, ah sudahlah bisa malu ia kalau sampai ketahuan Adimas.

Dengan pelan dan berat hati ia pindahkan tangan Adimas dari pinggangnya lalu menyibak selimut. Ketika hendak bangun Riana menatap Adimas lagi, dengan cepat ia mencium pipi suaminya itu kemudian turun dari kasur.

Setelah pintu kamar ditutup tanda Riana sudah pergi Adimas tersenyum kecil dengan mata yang masih terpejam. Ia sudah terjaga lima menit sebelum Riana dengan lancang menyentuh-nyentuh wajahnya. Sebetulnya mungkin harusnya ia yang merasa malu karena ketahuan memeluk dari belakang tapi ia berhasil berakting berpura-pura tidur lagi.

Tapi ia merasa kesal sekarang, karena Riana lebih memilih mencium pipinya bukan hal yang terakhir kali Riana sentuh. Argh! ia menyesali keputusannya untuk berpura-pura tidur tadi.

Riana pergi ke dapur menuang air putih ke dalam gelas ukuran kecil. Ia cium bau tubuhnya sendiri, ewh! ia harus segera mandi sebelum Adimas menyadari bau tubuhnya yang menjijikan ini. Sebelum itu biarkan ia meminum air putih ini dulu untuk memperlancar pencernaannya di pagi hari.

Drrtt

Satu tangannya membuka handphone, membaca pesan yang dikirim oleh seseorang.

From : Danis

Gue diluar

Riana tersedak, apa maksud dari pesan ini? Perasaannya mulai tidak enak. Ia pun segera melangkah keluar villa sambil berharap semoga dugaannya salah. Ia membuka pintu dan terkejut mendapati Danis sudah berdiri bersender pada sebuah mobil mewah. Iya, Danis bosnya yang menyebalkan itu sekarang ada di hadapan matanya.

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang