I love you first then him, Danis to Riana.
But i have her first than you, Adimas to Danis.
•
"Kenapa lagi?" Adimas datang dan langsung bertanya pada Selly yang merebahkan diri di sofa hotel.
Pagi ini ia mendapat kabar dari Riana bahwa mamanya sedang sakit. Segera saja ia bersama sang istri menuju ke hotel tempat mamanya menginap. Sesampainya disana, sesuai dengan dugaannya bahwa mamanya hanya berpura-pura sakit. Ah, Adimas sudah khatam dikerjai mamanya sendiri karena mamanya selalu membuat skenario yang sama.
"Kepala mama sakit banget Dim, apa jangan-jangan ini penyakit susulan sewaktu SMP dulu kali ya?"
"Penyakit susulan apa?" Adimas masih menanggapi dengan santai. Duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Ini loh kamu inget gak sih," Selly mencolek lengan Adimas agar perhatian putranya itu mengarah padanya, "mama kan pernah cerita ke kamu kalau dulu waktu SMA kelas 2 mama pernah dilempar bola basket sama papi kamu."
Adimas menaruh ponsel di atas meja. Menarik kedua lengan mamanya agar bangun dari posisi rebahan.
"Eh-eh, Mama mau dibawa kemana?"
"Rumah sakit."
"Jiwa," lanjut Adimas.
Plak!
Selly memukul lengan Adimas, "Kurang ajar! Kok kamu gitu sih sama mama sendiri."
Riana sekuat tenang menahan tawanya. Ini adalah salah satu bagian skenario jadi ia tidak boleh ketahuan apalagi sampai menghancurkannya.
"Ma," Adimas duduk kembali, "gak ada yang namanya penyakit susulan apalagi kejadiannya dari mama SMA. Sekarang umur mama udah 48 berarti tahun udah 32 tahun yang lalu."
"Lagian Adimas gak ngerti soal kepala."
"Emang kamu dokter apa sih? Mama lupa."
Riana menepok jidat, ini sih namanya pembuat skenario menghancurkan skenarionya sendiri.
Selly melirik Riana meminta pertolongan. Riana pun menjawabnya tanpa suara. Yang ia tangkap hanyalah kata ginjal. Segera saja Selly merubah skenario menjadi pura-pura sakit pada bagian perut.
"Aduhh—perut mama sakit banget, Dim. Kayaknya ginjal mama bermasalah deh. Sumpah ini nyut-nyutan banget. Coba kamu periksa," rintih Selly memegangi perutnya.
"Letak ginjal di sebelah kanan bawah," koreksi Adimas dengan ekspresi malas. Sudahlah, ia tidak bisa dibohongi.
"Emang ini apa?" Selly dengan polosnya menunjuk perut kanan bagian atas.
"Itu letak penyakit maag," Adimas bersedekap, "udahlah mama gak usah coba-coba bohongin Adimas lagi."
"Dimmm...mama beneran sakit ini. Kamu tuh kok gak percayaan banget sih sama mama sendiri."
"Terus mama maunya gimana? Diajak ke dokter gak mau."
"Mama mau dirawat sama kamu aja hari ini. Kita besok aja ya pulangnya," Selly merayu dengan mengguncang-guncang lengan Adimas.
Oma melirik Riana dan membuang tatapannya pada Selly yang berusaha mati-matian merayu Adimas. Riana menangkap maksud omanya, ia harus membantu Selly merayu suaminya agar tidak pulang hari ini.
"Mas," panggilnya dan Adimas langsung menoleh ke arahnya.
"Aku juga berencana pulang besok."
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good morning, Adimas (Telah Terbit)
RomanceDisarankan follow sebelum membaca. Rank from wattpad : #1 Married Life #1 Romantic #2 Indonesiamembaca #1 grasindo #1 Kopi {Good morning, Adimas} Sudah setahun semenjak ijab kabul itu berlangsung, dan hubungan ini masih sama. Bahkan untuk bertegur s...