Chapter 17 || You Leave My Heart

62.9K 4.1K 48
                                    

I gave my heart to you to hold but you broke it, she said while holding back tears.

You're wrong. I never held your heart, i left it and it's still beating, he replied.

She murmured, yeah, it still beats even when you leave it.

Ayam kecap manis begitu jawab Adimas ketika Riana bertanya ingin makan siang apa. Riana tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Mungkin hal itu adalah hal biasa bagi para istri di luar sana tapi tidak baginya. Adimas nyaris tidak pernah meminta dibuatkan makanan karena pada dasarnya mereka jarang makan bersama selama satu tahun ini.

Setelah Adimas menjawab, Riana gelabakan dan langsung menghubungi Oma untuk mengiriminya resep ayam kecap. Beruntung ia punya oma yang pintar memasak.

Riana menunggu balasan Oma dengan mengigit kukunya, salah satu kebiasaan buruknya jika sedang menunggu dengan rasa gelisah.

Drrt

From : Oma Sayang

Daging ayam, potong jadi beberapa bagian.
1Liter air
7sdm kecap manis
3 butir cengkih
½sdt pala bubuk
1sdt garam
¼sdt merica bubuk
1 buah tomat, potong dadu
3 buah cabai rawit merah, iris

Untuk bumbu halus oma pakai
8siung bawang merah
4siung bawang putih
3butir kemiri

"Thanks for saving me Oma," Riana menempelkan handphone di dadanya, merasa lega karena kali ini Omanya membalas dengan cepat.

Riana langsung mengecek bahan-bahan yang ia punya di kulkas. Ia tersenyum puas melihat semua yang diperlukan ada di sana. Inilah efek dari jarang memasak sehingga persediannya masih utuh. Bodoh sekali memang.

Tap
Tap
Tap

Adimas turun dari kamarnya, entah dorongan darimana hatinya tergerak ingin membantu Riana memasak. Ia berdehem membuang rasa gugupnya ketika melihat Riana sedang mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas.

"Aku boleh bantu?"

Riana menoleh, matanya mengerjapa tak menyangka dengan permintaan Adimas.

"Oh, boleh kak," jawabnya.

Adimas melangkah mendekat pada Riana.

"Pakai ini," Riana menyerahkan apron ke tangan Adimas. Melihat suaminya kesusahan mengikat apron ia pun bergerak membantu.

Adimas menahan kegugupannya ketika kedua tangan Riana melingkari pinggangnya. Dengan jarak sedekat ini ia bisa mencium wangi rambut Riana. Ia akan mengingat wangi ini dimulai dari hari ini dan seterusnya.

"Oke," Riana memperhatikan Adimas yang sudah memakai apron, ternyata suaminya selain pakai jas dokter pakai apron juga cocok. Ia mulai membayangkan jika Adimas itu pandai memasak jadi ia tak perlu ikut kursus lagi. Andai dulu ia berdoa meminta jodoh seorang chef saja.

Riana menggelengkan kepala membuang pikirannya. Sudah bagus Tuhan mengabulkan doanya memiliki suami dokter dan diberi bonus yang tampan.

"Kakak bisa kupas bawang?"

Adimas mengangguk. Dulu ia sering melihat Mamanya mengupas bawang sambil menangis. Dan ia diminta menghapus air mata mamanya karena tangan mamanya pedas.

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang