Jangan lupa Vote+Coment kalian ya blurb blurb...!
Warning, Typo!
Happy Reading!!!!!
[Ngomong-ngomong... Maaf ya up nya lama banget. Author sempat ada masalah pribadi. Terus tugas sekolah juga numpuk😭]
( ╹▽╹ )
Sharine menatap rumah barunya dengan tatapan kagum. Dirinya sekarang sedang berada di Amerika bersama dengan John, Lucy, Reza, Gaby, dan Omnya, Gian, ikut serta pergi menemani dirinya.
"Suka?." Tanya Gian, sambil merangkul Sharine.
Sharine menoleh kearah Omnya tersebut dengan senyuman yang menunjukkan bahwa dirinya merasa puas. "Suka banget! Tinggal dirumah kayak gini bikin aku ngerasa kalau aku sama sekali gapunya masalah hidup."
John menepuk dadanya bangga, "siapa dulu dong yang cari? Nih, Mr.John!."
Reza melirik John sebal, "gitu aja lu bangga, dasar bucin."
"Apasi, iri lu?." Sinis John. Dia rasa, Reza benar-benar merasa iri padanya karena Sharine memilih rumah yang John cari, bukan Reza.
"Gue juga tetep berterimakasih sama Lo kok, Za." Ucap Sharine. "Kenapa gue pilih rumah yang John temui? Jarak halaman dengan jalan raya atau gedung lain cukup jauh, itu bikin gue ngerasa tenang. Dan, dirumah ini salah satu kamarnya terdapat kasur gantung. Kalau gue ngerasa lelah dengan beban yang gue punya, gue bisa tidur disana seolah-olah gue lagi tidur diatas awan. Kelebihan lainnya kalau gue butuh pemandangan yang menyegarkan, gue tinggal keluar dan ngeliat pantai."
"Rumah yang kayak gini emang enak banget buat di huni sih." Kata Gaby. Sedari tadi, dia terus menatap kagum isi rumah baru milik Sharine.
"Gimana kalau malam ini kita minum-minum?." Seru John penuh semangat. Namun, setelah menoleh pada Gian, senyuman diwajahnya perlahan luntur.
John menyengir lebar, "bercanda Om, candaa. Jangan baperan ah!."
Gian mengambil koper miliknya, "Om mau beresin barang punya Om dulu, ya? Kamu sama yang—."
"Eh, ngomong-ngomong kita mau pergi Om habis ini!." Kata Reza, memotong ucapan Gian.
"Kemana?."
"Adalah, acara anak remaja, Om! Dirumahnya John." Kata Lucy.
"Kamu ikut?." Gian menatap Sharine, dijawab gelengan oleh gadis itu.
Untuk saat ini, Sharine hanya ingin melihat-lihat rumah barunya dengan puas, lalu beristirahat tanpa melakukan aktivitas apapun yang membuat dirinya lelah.
Sharine mengantar teman-temannya sampai depan rumah. Tangannya melambai, saat mesin mobil yang mereka tumpangi sudah melambai.
Setelah merasa bahwa mobil yang ditumpangi teman-temannya menghilang dari penglihatannya, Sharine masuk kedalam rumah. Membawa koper miliknya ke kamar yang berada di samping kamar Gian.
Rumah yang nyaman, damai, dan menenangkan. Sharine harap, hari-harinya yang baru akan berjalan lancar mulai hari ini.
( ╹▽╹ )
Setelah merasa puas dengan tidurnya, Sharine beranjak dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju kamar mandi.
Seperti kebanyakan orang lainnya. Sharine menatap bathub yang sedang diisi air sambil melamun. Pikirannya kosong, entah kemana. Saat bathub sudah terisi penuh dengan air pun, bukannya langsung melakukan ritual mandi Sharine justru masih asik dengan dunianya sendiri. Gadis itu masih melamun.
Setelah berada dikamar mandi selama 20 menit, akhirnya Sharine selesai melakukan ritual mandinya. Memilih untuk memakai piyama berwarna abu-abu, lalu menggulung rambutnya asal, setelah itu dia turun kebawah, menghampiri Gian yang menunggunya diruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
Roman pour AdolescentsSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?