Jangan lupa Vote+Coment kalian ya blurb blurb...!
Warning, Typo!
Happy Reading!!!!!
( ╹▽╹ )
Sharine duduk di sofa panjang dengan raut wajahnya yang dingin. Gadis itu terus memperhatikan pengacaranya yang sedang mengeluarkan sebuah berkas dari tas hitam yang dia bawa. Di sofa lain, ada Dimas yang sudah menunggu untuk memulai pembicaraan tentang pemindahan kepemilikan harta milik Sharine.
Dimas berdeham pelan, sambil menatap wajah pengacara Sharine. "Hanya tinggal menandatangani surat saja, bukan? Sisanya sudah di urus oleh putri saya."
Putri? ck. Sharine berdecih dalam hatinya, sambil menatap Dimas dengan wajah muak.
Pengacara itu mengangguk, membenarkan. "Ya, anda bisa membaca isi surat terlebih dahulu, baru menandatangani nya jika anda setuju."
Dimas meraih surat yang berada didalam map berwarna merah. Pria itu mengangguk, kemudian beberapa saat setelahnya, Dimas melirik putrinya marah.
"Sudah papa bilang, kamu tidak mendapatkan harta mu 1% pun! Itu hukuman dari saya karna kamu sudah menghancurkan keluargamu sendiri! " bentak Dimas, pada Sharine.
Alis Sharine terangkat sebelah, tangannya bersedekap didepan dada. "Apapun hukumannya, itu harta saya, hasil kerja keras saya yang dibantu oleh pak David. Anda tidak berhak berbicara seperti itu."
"Tapi saya papa kamu! Saya berhak mengatur kamu!." Bentak Dimas. Pria itu tidak terima, isi surat pemindahan harta kepemilikan, Sharine mendapatkan saham sebesar 20%, sisanya dibagikan sama rata dengan saudara-saudaranya.
Sharine menggebrak meja, "Papa mana yang mengusir anaknya sendiri hanya karena tuduhan orang lain?! Anda bisa tidak menandatangani surat tersebut jika anda keberatan, saya tidak peduli. Persetan dengan hukuman itu, karna dari awal bukan saya yang salah. Silahkan tuntut saya di pengadilan jika anda tidak terima, saya tidak takut karena saya tahu, saya yang akan menang. Dan ingat satu hal ini—"
Sharine berjalan mendekati Dimas, "—suatu hari... Akan saya pastikan bahwa keluarga anda akan berlutut didepan saya, dan meminta maaf kepada saya."
Setelah mengatakan hal tersebut, Sharine menoleh pada pengacara nya sebentar. "kamu urus semuanya, dan kirim laporannya pada Gaby."
Sharine meninggalkan ruangan tersebut dengan emosi yang memuncak. Gadis itu membanting pintu cukup keras, sehingga para staf yang mendengarnya terlonjak kaget.
( ╹▽╹ )
John memarkirkan mobilnya di area parkir cafe tempat Sharine kunjungi. Beberapa menit yang lalu, gadis itu menelfon nya, meminta untuk ditemani.
Setelah mobilnya terparkir, John keluar. Berjalan dengan tergesa-gesa ke dalam cafe, dan mendapati Sharine yang sedang duduk dipojokkan cafe sambil melamun menatap area luar cafe.
"Sha." Panggil John, setelah dirinya mendudukkan diri di kursi depan Sharine.
Sharine tersenyum tipis, tanpa mengalihkan pandangannya. "My head feels full. [Kepalaku terasa penuh]."
John memanggil pelayan cafe, dan memesan menu yang Sharine sukai, juga minuman rasa matcha untuknya.
Setelah pelayan itu pergi, John menoleh lagi pada Sharine. "Tadi... semuanya berjalan lancar?."
Dua jam yang lalu, Sharine memberitahu dirinya, Lucy, Reza, Gaby di grup chat bahwa dia akan bertemu dengan Dimas, untuk membahas kepemilikan harta kekayaan Sharine. Awalnya, Gaby ingin menemani Sharine, berjaga-jaga bahwa semuanya tidak berjalan lancar. Namun Sharine tolak, dan meyakinkan semuanya bahwa pertemuannya dengan Dimas akan berjalan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
Fiksi RemajaSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?