Willy dan Merry sudah menangkap pelaku utama yang membuat kerusuhan saat dirumah Radit. Pelaku itu tak sadarkan diri karena Willy memukul kepalanya cukup keras menggunakan balok kayu.
Reza yang mendapat kabar tentang sang pelaku datang dengan heboh. Laki-laki itu masuk dengan kasar, sehingga pintu terdorong ke dinding dan menimbulkan suara keras. Dia mengedarkan pandangan dengan mata menggebu-gebu.
"Sial, dia pelakunya?." Pekik Reza saat menyadari siapa saja yang ada di ruang bawah tanah.
"Seperti yang lo lihat," Willy menunjuk pelaku dengan lirikan matanya, "dia ternyata kekasih gelap ketua black diamond yang kita bunuh."
Reza berjalan mendekat karena matanya menangkap sesuatu. Dia sedikit membungkuk dihadapan pelaku, matanya menyipit memperhatikan sesuatu.
Tak lama setelah mengamati, Reza tertawa garing, saat menyadari sesuatu di pikirannya adalah hal yang konyol dan tak mungkin.
"Kalau lo pikir dia lagi hamil, jawabannya iya." Kata Merry.
"Lo jangan bohong, Mer. Kita gak ketemu dia cuma berapa bulan, masa udah bunting gitu aja?."
Merry mengedikkan bahu tak peduli. "Terserah lo mau percaya atau gak. Kenyataannya sekarang, Lea lagi hamil, Za. Lo gak bisa bantah itu."
Reza menyentuh keningnya. Mulutnya sedikit terbuka karena kaget dengan berita yang Merry sampaikan. Perlahan kakinya melangkah mundur, lalu Reza mendudukkan dirinya diatas kursi kayu yang tersedia disana.
Reza termenung, memikirkan apa yang harus dia lakukan pada Lea saat ini. Saat Stella diserang kembali, yang Reza pikirkan saat itu adalah dia harus membunuh sang pelaku saat sudah ditemukan.
Namun kini keadaan cukup runyam. Reza tak mungkin membunuh Lea begitu saja. Ada nyawa tak bersalah yang hidup di perut gadis itu.
"Berapa bulan? Anaknya siapa?."
"Dari banyaknya pertanyaan lo nanya itu, Za? Serius?." Willy mengakhiri perkataannya dengan tawa.
"Mendadak bego gini, gue." Reza mengacak rambutnya kesal. Perhatiannya kembali tertuju pada Lea, karena gadis itu mulai mendapatkan kesadarannya kembali.
Lea melenguh, matanya perlahan terbuka. Setelah tahu bahwa dirinya sedang ada dalam masalah, Lea menendang-nendang kakinya ke udara.
"Diem lo." Kata Merry dengan sinis.
"Hmmpphhh!!!." Lea seperti ingin berbicara sesuatu, namun mulutnya terhalang oleh kain hitam yang terikat erat di kepalanya.
Kaki gadis itu terus meronta, jemari tangannya terus bergerak, berusaha membuka ikatan kencang yang melilit tubuhnya.
"Si anjing dibilang diem!." Willy berjalan mendekati Lea. Tanpa penuh perasaan, Willy memotong kain yang menutup mulut Lea menggunakan gunting.
Pipi Lea mengeluarkan darah, karena tak sengaja tergores dengan gunting yang Willy pegang.
"LEPASIN GUE!." Kata pertama yang Lea keluarkan membuat Reza marah. Setidaknya, seharusnya gadis itu mengucapkan kata maaf dan memohon lebih sopan agar di bebaskan.
Persetan dengan bayi yang ada di kandungan Lea, Reza bangkit. Dia hanya akan menyiksa Lea, sambil memastikan bahwa apa yang akan ia lakukan kini tak berbahaya untuk bayi gadis itu.
Reza menarik rambut Lea keatas. Dia tak peduli bahwa sebentar lagi rambut-rambut Lea akan tertarik dari kepalanya. Dia menikmati suasana pembalasan seperti saat ini.
Lea berteriak penuh kesakitan. Padahal Reza belum bisa bilang bahwa apa yang dia lakukan sekarang adalah permulaan.
Setelah puas menarik keras rambut Lea, Reza kini mengambil pisau lipat dibalik saku celananya.
![](https://img.wattpad.com/cover/193188016-288-k875104.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
Roman pour AdolescentsSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?