Jangan lupa Vote+Coment kalian ya blurb blurb...!
Warning, Typo!
Happy Reading!!!!!
( ╹▽╹ )
Sharine memarkirkan mobilnya di parkiran khusus untuk para petinggi jika mereka datang ke sekolah. Juga, jarak parkiran tersebut lebih dekat dengan gedung sekolah dibanding parkiran biasa—khusus murid—yang harus berjalan dan memakan waktu 11 menit untuk sampai ke kelasnya.
Mungkin kalian sedikit terkejut mendengar hal tersebut. Namun memang, sekolah yang di dirikan oleh keluarga Cooper hampir mirip dengan sekolah internasional di Indonesia. Dengan luasnya sekolah mungkin akan membakar kalori seseorang jika orang tersebut berniat untuk berlari mengelilingi seluruh gedung sekolah sebanyak beberapa putaran.
Sharine terus berjalan dengan wajah datar khas nya, tanpa meladeni orang-orang yang memuja paras ataupun kesuksesan nya. Bukan karena Sharine sombong, namun merekalah yang dulu membully dirinya, saat dia belum membuka kedok dirinya yang sebenarnya.
Kimberly yang sedang bermain handphone tidak sengaja mendengar teman sekelasnya mengatakan bahwa Sharine sudah kembali. Gadis itu menaruh handphone nya di laci meja, kemudian matanya berbinar melihat seseorang yang muncul.
Kimberly berdiri, kemudian berlari untuk memeluk Sharine. "SHARINE GUE KANGEN ASTAGA!!!."
Ara yang sedang menyalin tugas Mega pun keduanya ikut menoleh, kemudian menghampiri Sharine.
"Kangen tauuu, gak ada yang marahin gue selama Lo pergi!." Kata Ara, setelah Kimberly melepas pelukannya dari Sharine.
Sharine terkekeh, "apaan sih Lo pada, gue pergi cuma beberapa hari doang astaga."
"Ya kan tetep aja, Sha." Kata Mega, sambil berdecak sebal.
Mereka berempat berjalan ke tempat duduk masing-masing. Kemudian Sharine dan Kimberly memutar kursi, agar mereka berhadapan dengan Ara dan Mega.
"Gimana semuanya pas gue pergi?." Tanya Sharine.
Kimberly menatap langit-langit kelas, berfikir. Kemudian gadis itu menatap Sharine, "ya gitu, biasa aja deh. Bedanya, gak ada lo yang suka marah-marah."
"Soal Lea sama Radit?."
Pertanyaan dari Sharine tentu membuat ketiga gadis itu refleks membungkam mulut. Mereka bingung harus bercerita dari mana.
Mega memajukan kursinya, sehingga, badannya terhimpit antara kursi dengan meja. "Sehari pas Lo ke Singapura, keadaan di sekolah everything is fine. Tapi pas gue, Kimberly sama Ara jalan-jalan di mall, gak sengaja kita ketemu Radit sama Lea lagi pilih sepatu."
"Terus?."
"Kita samperin, terus kita nanya dimana Geraldo, Nicky sama Sherene, karena kita pikir mereka gak cuma berdua ke mall."
Melihat Mega yang ingin meneguk air minumnya terlebih dulu, Kimberly berinisiatif untuk melanjutkan cerita. "Terus Lea jawab mereka ke mall cuma berdua. Si Ara nih, dia tanya kenapa Lea jalan berduaan sama cowok yang statusnya pacar kakak tiri dia alias elu. Eh, si Lea cuma bilang gak sengaja pas-pasan sama Radit di parkiran sekolah, terus ngajak cowok itu jalan."
"Emang bang Geraldo sama bang Nicky kemana?."
"Ada jadwal eskul berenang. Terus Sherene ikut, dia mau nonton. Kata Lea sih, gitu."
Alis Sharine hampir menyatu. Tangannya yang berada diatas meja terkepal erat. Dia ingat, jadwal berenang kedua kakaknya itu dua hari sebelum dirinya pergi ke Singapura. Juga, Nicky bilang selama Sharine di Singapura, Nicky dan lainnya tidak melakukan hal apapun terkecuali rutinitas biasa. Seperti sekolah, makan, dan les.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
Fiksi RemajaSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?