14

2.8K 219 18
                                    

Mereka semua tertawa. Melihat dengan mata yang gelap dan bentuk wajah yang bermacam-macam, tingkah aneh, ada yang berteriak, tertawa bahkan menangis dan mengumpat lalu suara nafas yang jelas terdengar seperti makhluk buas.

Sihir dimana-mana.

Jelas saja. Itu adalah ciri kerasukan.

Tujuh santri itu terdiam takut melakukan pergerakan tiba-tiba. Sambil merapatkan posisi masing-masing mereka terus merapalkan doa-doa untuk perlindungan diri. Benar hanya Allah yang dapat menolong mereka saat ini.

Santri yang kerasukan semakin banyak bermunculan, ada yang mulai mendekat, merayap melalui dinding terjun dari tingkat dua lalu tertawa.

Ini semua sungguh mampu membuat orang lain pingsan saat itu juga tapi tujuh santri ini sudah berpengalaman melihat hal yang aneh sejak masuk organisasi.

Hehe..hehehe..ehehe..

Apa yang harus mereka lakukan ? Mereka sama-sama berfikir dan memanfaatkan situasi sempit ini sebisa mungkin.

"Fahri....," Bisik Habibah pelan. Namun masih terdengar oleh kelompok mereka.

Suasana semakin menakutkan. Menegangkan.

"Kenapa.. kenapa mereka semua..," Ilham tidak dapat menahan dirinya untuk tidak berteriak dia mulai muak disudutkan dan di keroyok seperti ini.

"Jangan berani kalian sentuh kami! Ya jin laknatullah!..," teriak Ilham sambil memasang kuda-kuda untuk segera menyerang.

Fahri pun mulai maju dihadapan posisi para akhwat, dia harus melindungi mereka.

Dan Zaki mulai mengeraskan ayat-ayat ruqyah nya.

"Minggir Fahri..," sahut Habibah mulai maju dikuti oleh Acha dan dua anak Jepang Zora dan Tina yang sudah memasang kuda-kuda sedari tadi.

Hihihi....

Para santri yang kerasukan sudah sangat dekat dan bertambah banyak.

"Ayo sekarang!..," teriak Fahri

Namun, tiba-tiba

"Jangan Fahri!!!! Kalian lebih baik lariiii lari! Jangan sampai menatap mata mereka!! Percaya Ama ana!..,"  seseorang berteriak.

Fahri dan yang lain langsung menoleh, ada seseorang yang masih normal di atas sana, di balkon asrama tingkat tiga. Dan dia adalah Haikal.

Jadi tidak ada pilihan lain.

"Hindari tatapan!!! Teriakan ayaat ruqyah selantang mungkin! Terobos kerumunan sebisa kalian! Akhwat ikuti ana..," teriak Fahri mengomando. Semuanya mulai berlari menyelamatkan diri masing-masing.

"Innallaha ma'ana!..,"

Suasana seketika kalut.
.
.
.
.
.

'Aisyah sampai kapan kita akan jadi mayat hidup seperti ini, ana kelaparan, kehausan..dan tidak bisa bergerak ini membuat pegal..,'

'sabar Hani..tidak ada yang dapat kita lakukan, selain berdoa saja saat ini..entah apa yang sedang terjadi sekarang..,'

'apa mungkin semua orang sedang cemas mencari kita?..'

'atau malah sudah lupa? Dan menyerah?..'

Aisyah dan Hani hanya bisa bersabar saat ini, apalagi yang dapat mereka lakukan? Walau lapar haus dahaga dan kelelahan mulai menyerang akan tetapi mereka tetap yakin suatu saat pasti Allah akan mengirimkan bantuan.

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang