22

2.4K 213 23
                                    

Maaf teman-teman update nya malah hari sabtu, aku baru sempat
Mohon maaf ya 🥺

Walau bagaimana pun janji tetap janji kan?

____________________

Sehabis membesuk Ilham di ruangan nya, Fahri secara kebetulan melihat Haikal berdiri bersama seorang laki-laki di seberang jalan di depan Rumah Sakit. Berdiri berhadapan seperti membicarakan sesuatu yang sangat serius, bahkan laki-laki dengan rambut mencuat itu terlihat sesekali mendorong bahu Haikal. Apa Fahri harus menghampiri mereka? Sebaiknya jangan.

Yang penting dia sudah tahu kalau Haikal dalam keadaan baik.

Namun dia sedikit penasaran siapa sebenarnya yang bersama Haikal? Bukan kah Haikal tidak memiliki siapapun di kota ini? Hingga jika libur harus tetap tinggal di pondok beberapa kali setiap libur perpulangan yang memiliki jangka waktu pendek, sayang kan pulang jauh-jauh hanya sebentar.

Namun, dia terlihat dekat dengan orang itu dan Fahri yakin tidak pernah melihatnya di pondok, atau mungkin itu orang dari tempat asalnya yang sedang berkunjung?

Ah sudah lah, yang penting semua masih-baik-saja.

Namun saat Fahri memutuskan untuk pergi tiba-tiba saja seseorang  memanggilnya. Itu temannya Haikal.

"Jangan ganggu dia,kita sudah sepakat kan?" Desis Haikal padanya.

"Kau yang meminta ku kan?" Balas laki-laki itu. Sambil lanjut melambai kearah Fahri.

"Hei yang berdiri disana! Apakah kamu salah satu santri? Ku dengar banyak santri yang di rawat di sini," sahutnya.

Fahri mendekat, lalu membenarkan.

"Haikal tidak ingin pulang bersama ku, mau kah kau membantu bujuknya?" Pinta laki-laki itu sambil tersenyum.

"Tidak, bukan begitu, Fahri jangan percaya dia," balas Haikal dengan tidak suka. "Aku akan mencari tempat lain untuk tinggal" lanjutnya dengan wajah sulit dibaca

Fahri tersenyum, ternyata benar laki-laki dengan baju serba hitam ini keluarga Haikal. Lalu apakah Haikal sedang menolak diajak ke rumah? Ada apa?

"Hei kal, ngk baik kan menolak niat baik seseorang," sahut Fahri setelah lama menimbang apa yang harus dia katakan.

"Benar sekali, kau pasti anak yang pintar, apa kau dan Haikal berteman?" Tanya laki-laki itu sambil terus tersenyum.

"Tentu, kami teman se-asrama bahkan aku sering menganggu Haikal di ruangan pers nya" ungkap Fahri sambil mengingat-ingat seberapa dekat dia berteman dengan Haikal.

"Ahahaha benar kah? sepertinya pondok tempat yang menyenangkan ya Haikal? lain kali tolong ajak aku, dan jangan mencoba menghalangi keinginanku ini hahaha" Laki-laki itu tertawa sementara Haikal malah terlihat semakin berkeringat.

Dan Fahri hanya bisa terheran-heran dengan orang baru serta Haikal yang berada di hadapannya. Mereka aneh.

"Baiklah perkenalkan aku Fahri, kalau boleh tahu apa kau ini keluarga Haikal?" Lanjut Fahri, ia merasa ini gilirannya yang bertanya.

"Lebih baik kau tanya langsung pada Haikal, aku pergi dulu ya," Pamitnya tiba-tiba.

"Eh? Sudah mau pergi? tapi nama mu itu.." Fahri merasa seharusnya dia lebih baik dia diam saja. Dia menyesali kalimat terpotong yang sempat keluar dari mulut nya.

"Aku Diel, salam kenal, sepertinya anak pondok banyak yang bisa ilmu bela diri ya, salah satunya kau, aku bisa melihatnya," ungkapnya lagi, sambil terus menjauh. Fahri terkejut dia bisa mengukur kekuatan? Hanya dengan bersalaman?

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang