28

2.3K 170 16
                                    

Hari yang amat indah, awan putih bertebaran menghiasi langit biru, bergumpal bagaikan permen kapas tanpa pewarna merah muda, jika awan berwarna merah muda mungkin langit biru itu terlihat seperti ice cream yang manis.

Apalagi hari ini adalah hari istimewa yang sangat dinanti-nanti oleh Aisyah.

Kembali Belajar di Pondok.

Setelah sekian lama dia akhirnya  kembali belajar di pondok. Walau di rumah juga sangat menyenangkan.

Namun dia tiba-tiba teringat sesuatu, apakah dukun itu akan menyerang pondok lagi? Dan mencari dirinya?

Itu artinya orang-orang akan dalam bahaya lagi.

Semangat yang tadi amat besar dan menyala-nyala kembali padam, bagaikan api di guyur hujan di siang hari. Begitu tiba-tiba.

Bagaimana ini?

"Barang-barangnya udah Syah?" Tanya Ummi. Mereka akan segera mengantar Aisyah ke pondok sore ini.

"Kenapa Nak?" Akhirnya Ummi memutuskan untuk bertanya. Aisyah tampak sedang gelisah tebak Ummi pada dirinya sendiri.

"Aku nggak mau membahayakan orang lain lagi Mi," Kata Aisyah mengungkapkan perasaannya.

Ummi terdiam. Perlahan menyentuh pundak Aisyah. "Kamu tidak membahayakan orang lain Aisyah," sahut Ummi lembut.

"Kita akan berjuang bersama melawan kemungkaran bersama-sama saling tolong- menolong, saling melindungi satu sama lain, Kamu ingat kisah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam? Yang ketika itu di incar oleh orang kafir untuk di bunuh? Semua sahabat dan orang yang menyayangi beliau membantu beliau, bahkan Ali bin Abi Thalib sahabat Nabi,rela menyamar menggantikan Nabi di tempat tidur, lalu Abu bakar rela kaki nya digigit hewan gua dari pada membangunkan Nabi yang sedang tertidur"

Ummi menatap mata Aisyah sejenak memberi ketenangan.

"Begitu besar rasa kecintaan semua orang terhadap Nabi, dan perlu kamu ketahui Aisyah ummat muslim seharusnya memang begitu, kita ibarat satu bangunan yang saling melengkapi, kita juga ibarat organ pada satu tubuh jika satu merasakan sakit yang lain ikut pula merasakannya, itu lah intinya, jadi jangan selalu merasa bersalah, kita akan selalu membutuhkan orang lain," lanjut Ummi akhirnya.

Aisyah merasa ingin menangis, seluruh kisah Nabi memang mampu menyentuh dan memberi pembelajaran berharga.

"Jadi, apakah barang-barang nya sudah siap?" Tanya Ummi sekali lagi.

Aisyah tersenyum. Meraih koper dan tas kecil nya, lalu mengangguk.

"Bagus Ummi akan siapkan bekal kamu ya," sahut Ummi dan langsung berbalik menuju dapur.

"Ummi, semoga Allah selalu melimpahkan pahala yang besar untuk Ummi dan Abi," sahut Aisyah tulus.

Ummi terdiam sejenak lalu menoleh tersenyum. "Wa iyyaki,"

______________________________________

Habibah sudah dari tadi sampai ke pondok, rasanya dia tidak terlalu terburu-buru namun kenapa tidak ada orang di sini?

Apa semua memutuskan untuk tidak lagi menjadi santriwati pondok?

Tak lama kemudian sebuah mobil putih memasuki perkarangan akhwat.

Ternyata itu Ustadzah Zainab dan Ustadzah Niswah. Mereka berangkat bersama?

"Ustadzah! Assalamualaikum!" Teriak Habibah menyapa ketika kedua ustadzah nya sudah keluar dari mobil.

"Waalaikumussalam ya Habibah! Ustadzah suka semangat anti!" Sahut Ustadzah Niswah sambil tertawa.

"Iya dong Ustadzah!" Teriak Habibah lagi menimpali.  Lalu Ikut tertawa.

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang