3

5.1K 292 7
                                    

Hujan menyampaikan rasa rindu lewat deraian nya, lewat aromanya, lewat udara dingin nya, lewat awan mendung nya yang mengangkasa.

Air mewakilkan semuanya, memberi kesan sederhana tetapi juga mengangkat kesempurnaan dari semuanya.

_

Hari ini hujan mengguyur atap pondok di awal subuh, tapi mau tidak mau semua santriwati harus ke musholla untuk sholat subuh berjamaah, bahkan petugas piket yang membangun kan akhwat saja sampai di tegur ustadzah karena lewat 10 menit dari jam yang sudah di jadwal kan. Ustadzah sampai mengambil alih tugas piket dan berdiri di teras musholla dengan jas hujan mencolok nya.

Sambil berkoar lewat pengeras suara tentunya.

Para senior sampai malu dibuatnya. Hujan memang membuat tidur jadi lebih nyenyak dari biasanya bahkan menambah rasa malas untuk beranjak dari Firos.

Beruntung. Aisyah Hani dan anak-anak asrama nya sudah bangun dari pukul tiga. Bukan sengaja tapi ada sesuatu yang terjadi sehingga semua penghuni asrama tahfiz sampai terbangun lebih awal.

Flash back.

Pukul 2 dini hari. Cuaca diluar mulai menggila angin dan petir datang tak henti-henti sebelum akhirnya hujan deras datang mengguyur. Aisyah terbangun.

Dia mimpi buruk. Padahal seingat Aisyah dia sudah baca doa tidur tapi entah bagaimana setan masih punya celah untuk mengganggu.

Suasana asrama masih sangat senyap lampu terang dimatikan diganti dengan lampu redup yang berada di sudut kamar, sebenarnya Aisyah tidak ingin pergi kemana-mana karena cuaca sangat buruk dan suasana jadi agak aneh. Seram.

Tapi rasa ingin buang air kecil amat mengganggunya. Akhirnya Aisyah pergi keluar asrama sendirian, Hani tak mau dibangunkan. Aisyah menyerah, jadi dia pergi saja sendiri. Apalagi dia juga sudah tidak tahan.

Seandainya kamar mandi ada di dalam asrama mungkin akan lebih mudah pikirnya.

Aisyah berjalan cepat sambil memeluk diri yang kedinginan di terpa angin kencang, hujan pun mulai turun perlahan.

Sesampainya di Hammam, Aisyah benar-benar terkejut. Lampu tiba-tiba mati. Ah tidak bisa kah lebih seram lagi?

Tapi Aisyah tidak bisa mundur, dia sudah sampai di depan pintu kamar mandi dan dia juga sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi. Akhirnya bismillah. Aisyah membaca doa masuk kamar mandi dan mulai melangkah cepat. Sambil meraba-raba mengingat posisi tempat buang air.

Kilat menyambar memberikan cahaya terang menderang sekilas. Aisyah benar-benar lega. Setelah membersihkan dan menyiram Aisyah akhirnya bergegas keluar.

Kilat masih menyambar. Cahaya terang melingkupi kamar mandi secara cepat. Dan saat itu juga di pintu keluar kamar mandi, Aisyah melihat seseorang.

Astaghfirullah.

"Aisyah.. aha..ha..ha.." orang itu tertawa sambil memanggil Aisyah. Aisyah terpaku, badannya bergetar ketakutan, sampai rasanya tidak bisa berdiri lagi.

Aisyah tahu itu manusia, tapi suara itu, aura itu Aisyah benar-benar kenal ciri-ciri itu. Semua itu adalah ciri-ciri orang yang kerasukan.

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang