21

2.5K 189 4
                                        

Ilham POV.On

Ane dimana? ini bukan syurga kan? masa syurga ada loteng dan lampunya? kayaknya ini bukan syurga deh, pandangan ane sedikit buram, ana juga enggak dengar apa-apa seakan ana ada diruang hampa, serba putih eh tunggu, itu tirai jendelanya kayaknya warna biru sih, idih ya Allah, sebenarnya ane dimana? badan ana pun rasanya pegal-pegal semua, sebenarnya apa yang udah terjadi sih? ana benar-benar lupa, ya Allah!

"Pergi! saya enggak mau lihat siapapun dari pondok dekat-dekat dengan anak saya, walau kamu itu teman dekat anak saya! pergi!"

Alhamdulillah ana bisa dengar suara, itu suara emak ane bukan ya? rasanya iya sih,tapi kok marah-marah? marah ama siapa lagi? tunggu, itu emak, dan itu Fahri? ya Allah kalau bisa ketawa sekarang, ana bakal ketawa keras-keras, lihat muka Fahri pucat dimarahi emak ane haha, kasian! pakek di ciprat air segala lagi, emak itu Fahri! bukan jin haha atau emang Fahri kesurupan? haha

Tapi beneran, Fahri kasian banget. Masalahnya apa yak?

"Saya hanya ingin membesuk Ilham bu, insyaAllah setelah itu saya akan pergi,"

"Tidak! sudah kamu pergi saja! Ilham sudah bukan murid pondok lagi, saya akan urus perpindahan secepatnya!"

Emak? emak mau pindahin ana? tunggu-tunggu kok emak jadi baper gini sih, emang apa yang udah terjadi? ana harus tahu apa yang udah terjadi, dan nolongin Fahri dari amukan emak,

Tangan ana mana lagi ni? susah amat digerakin, ada infus segala lagi, berarti sakit ana parah dong ya, luka-luka juga, ana pun enggak bisa gerakin tangan, tenaga ana hilang seakan habis keliling ka'bah

Ana panggil aja kali ya, mereka enggak ada yang mau lihat kesini

mam, mam...

Eh, tunggu kok ane panggil mam sih, seharusnya kan, ekhem,

"Ma...k.. m..a m..a..k"

Seketika, Emak yang sedang asyik memarahi Fahri dan Fahri yang sedang pucat pasi karena di omeli menoleh, begitu mendengar suara serak dan aneh milik ana, Alhamdulillah suara ana bisa terdengar.

"Ilham?"

"Ilham!! MasyaAllah!"

Emak segera menghambur memeluk ane, isak tangisnya terdengar sangat bergemuruh dan sedih, ana jadi tidak tenang mendengar nya, pasti emak khawatir setengah mati. Ana akan minta maaf ama emak setelah ini.

Setelah itu, ana menoleh, bertemu tatapan dengan Fahri yang baju dan rambutnya sudah kuyup di guyur air oleh emak. Apa yang membuat emak sampai marah begitu?

"Ri..k..si..ni..," panggil ane masih serak.

Emak terdiam, terlihat tidak suka tapi dia tidak bisa melarang. Karena ana yang minta Fahri mendekat.

"Alhamdulillah Ham.. ente udah siuman" sahut Fahri sambil memegang pundak ana. Tersenyum.

Emak semakin terlihat tidak suka.

"Emak mau kabari suster dulu ya kalau kamu udah siuman" tukas Emak akhirnya sebelum melangkah meninggalkan ruangan.

Ana dan Fahri hanya bisa saling pandang sambil menahan tawa, bukan mentertawakan emak, hanya saja suasana ini jadi sangat lucu.

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang