9

3.1K 246 10
                                    

Kenangan dan segala macam emosi memang senjata ampuh untuk menghancurkan kokohnya hati yang dibaluti iman

Kenangan pahit atau indah sekalipun?

Benar, Hani sudah hancur oleh keduanya. Terpuruk sendiri dan lupa bahwa dia sebenarnya sudah punya Aisyah sebagai teman. Bukan. Tapi sahabat.

Jadi ketika rasa pedih dan pilu menghinggapi nya akibat ejekan yang diterima dari teman-teman kelasnya dulu, dia dengan mudahnya terpuruk. Bahkan kuasa dan firman Allah saja dia tidak ingat.
Hanya malu dan kenangan pahit yang terbayang.

Ingat bagaimana waktu itu guru matematika untuk pertama kalinya menyuruhnya ke depan untuk mengerjakan soal. Ingat bagaimana dia tidak bisa menolak. Ingat bagaimana dia gemetar ketakutan dan hampir muntah karena tidak tahu harus jawab dan mengerjakan soal seperti apa.

Tapi mereka. Malah tertawa. Dan mengucilkan nya, mencoret mejanya dengan tulisan "idiot tidak bisa menghitung"

"Idiot tidak bisa menghitung"
"Idiot tidak bisa menghitung"
"Idiot tidak bisa menghitung"

Apa salah Hani sebenarnya? Dia tidak pemalas, semuanya dia sudah fikirkan, sudah ia pelajari, sudah ikut les kesana-kemari. Tapi dia memang tidak berjodoh dengan pelajaran yang satu itu.

Tapi mereka? Malah dengan tega menghinanya.

Kenangan yang pahit sekali bukan? Akhirnya dia dengan rasa malu pindah jurusan bahasa, padahal dia sangat suka biologi, tapi dia sadar tidak pantas lagi disana.

Jadi apa sebenarnya salah Hani?

Akhirnya magrib itu dia merenung, memikirkan apa sebenarnya yang salah pada dirinya ? Kutukan atau azab? Cobaan?

"Sudahlah aku ingin mati saja" pikirnya berkali-kali, tapi tiba-tiba bisikan aneh itu datang, bilang ingin jadi temannya.

Dan hasilnya disitulah dia sekarang, terperangkap didalam tubuhnya sendiri. Yang dikendalikan jin.

Ya, jin.

"Wahahahahahaha menangis, ketakutan, marah berlebihan hahaha aku suka, aku bisa rasakan semua nya hihi..anak Adam semuanya lemah!"

"Kak Aisyah-kak Aisyah! Bangun kak!" Cemas adik-adik asramanya.

Disaat jin itu sudah tidak tertarik menghabisi Aisyah yang pingsan karena jatuh terpental bersamanya tadi, kini jin jahat itu memutuskan untuk membuat permainan dengan anak asrama yang lain, menerbangkan akhwat yang sedang ketakutan itu seperti mainan. Lalu tertawa bahagia. Pura-pura menjatuhkan lalu melambungnya lagi. Hina sekali.

Semua anak asrama Tahfiz amat ketakutan, mereka tidak ingat lagi untuk melawan, padahal tumpukan ayat Alqur'an sudah bersarang di masing-masing kepala mereka, tapi mereka malah mau di kuasai rasa takut.

Menangis
Takut
Cemas
Marah

Semuanya membuat mereka lemah, apalagi melihat sang ukhti yang terbaring tak sadarkan diri seperti itu. Apakah Aisyah masih hidup? Apakah ada yang parah? Apakah bisa sadar lagi? Dan yang paling penting

Apakah mereka bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan hidup?

Sudahlah hanya keburukan yang ada sekarang, pikir mereka. Padahal Allah itu maha mengetahui. Allah pasti akan menolong, tapi mereka seakan amnesia makanya lupa akan semua itu.

Disisi lain, di alam bawah sadar Aisyah.

Aisyah terbangun didalam sebuah mobil, didalamnya ada Abi dan ummi nya lalu ada dua anak kecil,

Dirinya dan Fahri ketika masih kecil.

'Aku ingat situasi ini,aku ingat, malam ini adalah dimana Abi membawa ku ke rumah sakit untuk di periksa karena kejadian sesak nafas sore itu, bersama Fahri di kebun jagung, ya benar sekali..,'

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang