Selamat hari raya Eid Adha 😍
Seiryu_
________________________
"Rencana ente apa Rik?..," tanya Ilham akhirnya.
"Ana ragu sebenarnya, em kalian berdua nggak bakal ngerti, ana rencananya mau pergi keluar nanti ada yang mau ana temui..,"
"Jangan gitu Fahri, kita kan udah lama shohib? Masa anta gini sih nggak mau kasih tahu kami,.." kali ini Zaki yang menimpali.
"Bukan gitu, ana..,"
"Ane apa? Kita berhak tahu juga dong Rik, kan permasalahan ini dari awal udah ada campur tangan kita semua jadi nggak boleh tiba-tiba ente gitu, gimana sih..," ujar Ilham kemudian.
Fahri yang semula memegang teguh niatnya untuk tidak memberitahu siapapun akhirnya luluh.
Walau bagaimanapun, mereka berdua adalah shohib karibnya. Semoga benar-benar tidak apa jika memberitahu.
"Ana berniat nyari dukun yang mungkin dalang dari semua ini, ana harus cari dan temukan Aisyah secepatnya..,"
Ilham dan Zaki terperangah. Ini sungguhan?
"Gimana bisa anta seyakin itu Ri? Kalau pun memang pasti ngk mudah nemuin dukun itu kan?..,"
"Karena ayahnya Aisyah..,"
Belum sempat Fahri melanjutkan perkataannya, tiba-tiba ada seseorang menepuk pundak Fahri sehingga membuat remaja itu menoleh.
"Akhi, ada yang nyari di meja piket darurat katanya..," sahut orang itu kemudian. Itu seorang Ikhwan yang berjaga di meja piket gerbang.
"Oh Syukron jazakallah..,"
Fahri akhirnya segera bergegas mengikuti anak itu dari belakang dan kedua sahabat nya pun turut mengekorinya.
Sesampainya di sana, Fahri Zaki dan Ilham hanya bisa mematung melihat tiga orang akhwat yang menunggu mereka.
"Habibah?..,"
Seketika kepala Fahri dipenuhi berbagai pertanyaan.
"Fahri, bisa bicara sebentar?..,"
__________________________
"Fahri, ini semua salah ana,Aisyah hiyya hilang dibawa oleh jin Ri, entah bagaimana keadaan nya sekarang, ana mohon anta bantu kami buat cari Aisyah..," Habibah mengucapkan semua isi hatinya.
"Nggak perlu mohon pun, Aisyah bakal kami cari Bah, anti ngk perlu cemas cukup doakan kebaikan untuk kita semua..,"
Habibah hanya tertunduk, entah sedih, malu, kesal? Ia tidak dapat membedakan perasaan yang kini kian menyelimuti hatinya.
"Jazakallah, tapi setidaknya.. biarkan aku membantu..," Sahut Habibah lagi.
"Iya Akhi, kami pengen ikut juga..," timpal Acha pula dari belakang Habibah.
"Enggak Akhwat nggak perlu ikut..," sahut Fahri tegas. Itu hanya akan menyusahkan pikirnya. Terlalu banyak yang harus di jaga.
"Tapi kan Rik kalo ada apa-apa entar sama Aisyah? Maksudnya seandainya nih nanti kita nemuin Aisyah masa kita yang bawa dia pulang? Bisa dianggap macem-macem lagi..," Ilham mulai mengemukakan pemikiran nya. Dan itu ada benarnya juga.
"Iya bener Akhi! Kak Aisyah kan Akhwat..Akhi perlu kami buat seandainya nanti ada apa-apa dan kak Aisyah ketemu? Kami bisa berguna saat itu kan..,"
Fahri memijat dahinya, teman-temannya berfikir seolah nanti mereka akan segera menemukan Aisyah dan pulang dengan riang bersama. Padahal Fahri sendiri tidak yakin akan menemukan Aisyah bahkan petunjuk saja mungkin akan nihil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost in Pesantren
TerrorAisyah, gadis yang pemalu dan selalu kikuk ketika berbicara dengan orang-orang di sekitar nya. Tapi ada sesuatu yang sangat mengerikan di dalam diri nya. Riza, sahabat kece dan percaya diri Aisyah. Fahri, teman masa kecil Aisyah, laki-laki pintar, s...