20

2.7K 218 36
                                    

Kereta api melaju menuju daerah barat, menempuh jarak yang jauh dengan kecepatan maksimal, sesekali gerimis menerpa atap kereta api dengan warna kekuningan itu, namun tidak berarti. Gerimis itu tidak mempengaruhi apapun bahkan udara di dalam kereta api.

Fahri duduk sendirian, hari ini kereta api tidak terlalu padat. Entah kenapa. Yang jelas suasana tenang dan aman itu membuat Fahri bisa murojaah hafalan beberapa ayat.

Tidak lama, sekitar 10 menit. Fahri akhirnya tiba di tujuan. Kota ini punya udara yang lebih dingin dari kota tempat tinggal Fahri, walau jarak mereka tidak terlalu jauh namun banyak perubahan suhu di kota ini.

Fahri berjalan tenang memasukkan tangan ke dalam saku bajunya berusaha menyesuaikan suhu tubuh nya.  Berjalan di kota orang tidak terlalu menyenangkan, apalagi sendirian.

Hingga akhirnya dia berhasil menghentikan sebuah taxi dan menyebutkan alamat rumah Zaki.

________________

"Assalamualaikum warohmatullahi wa barokatuh"

Ucap Fahri dengan lengkap, tidak ada maksud apa-apa dia hanya ingin mendoakan keselamatan dengan lengkap pada teman dan keluarga temannya itu.

Tok

Tok

Tok

Tak lama kemudian, kunci pintu terdengar dibuka dari dalam, dan seseorang muncul.

Seorang gadis.

"Sorry cari siap----waah

Gadis itu, terperangah, memperhatikan penampilan Fahri dari atas hingga bawah. Sambil terus berdecak kagum sementara Fahri hanya bisa mengalihkan pandangannya sambil beristighfar karena gadis muda di hadapannya tidak memakai jilbab. 

"Ini mah nilainya seratus, muka aja udah nilai sempurna, hahaha teman kak Zaki ya? Heheh kak Zaki ada teman cakep nggak bilang-bilang..,"

Hampir saja Fahri bergegas pergi, ia berencana datang lain kali saja, yang penting jangan bertemu gadis ini lagi. Bahkan ia tidak ingat ada gadis seperti ini dirumah Zaki.

Untung saja Zaki segera muncul.

"Fahri?"

"Zaki" balas Fahri lega. Wajahnya sudah memerah karena malu. Dia tersiksa.

"Zakiyah! Ngapain disitu, masuk sini pakai jilbab! Ngk malu apa?" Teriak Zaki gelagapan, dosa adiknya bisa berbagi dengannya jika dia tidak menegurnya.

"Ih apaan sih kak, kan mau kenalan!"

"Ya ampun! Zakiyah! Pakai jilbab dulu sana! Dosaa!"

Dengan wajah cemberut dan langkah yang enggan adik perempuan Zaki akhirnya pergi, pergi ke kamar untuk memakai jilbab kemudian muncul lagi, Fahri terlalu keren untuk di lewatkan pikirnya.

"Ri, cepatan masuk, sini ke kamar ane, ntar di gangguin adik ane lagi, dia emang gitu kalau liat cowok ganteng,"

Dengan secepat kilat Fahri berlari mengikuti Zaki menuju kamarnya. Bahaya sekali rumah Zaki ini. Padahal dahulu rasanya tidak seperti ini.

"Kak Zaki!! Kok dibawa ke kamar sih! Ihh! Aku udah pakai jilbab!"

Adik Zaki yang bernama Zakiyah itu berteriak dengan kesal, hilang sudah kesempatan berkenalan dengan Fahri.

"Kak Fahri hati-hati loh sama kak Zaki, kak Zaki maho! Hihihi" sahut nya jail.

"Um ente nggak percaya kan?," Ucap Zaki setelah menyadari Fahri seperti sedang mencerna situasi.

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang