18

2.8K 206 6
                                    

Perputaran bumi mengelilingi matahari, begitu pula dengan bulan yang mengitari bumi, siang dan malam terjadi beberapa kali. Waktu yang banyak telah terlewati. Luka yang dalam pun akan berangsur pulih. Semua akan kembali, semua akan baik-baik saja.

insyaAllah

_______________
____________

Ruangan serba putih dengan berbagai alat medis,tirai jendela dibiarkan terbuka. Hanya saja jendela tetap rapat tertutup.Ditemani lantunan ayat suci yang diputar melalui MP4 usang milik Aisyah sedari kecil, ruang rawat inap itu jadi amat damai.

Semenjak kejadian buruk itu hingga sekarang, Aisyah tak kunjung sadarkan diri. Walau tidak ikut bertarung saat kerasukan massal namun keadaannya dan Hani juga tidak bisa dianggap baik-baik saja. Mereka juga punya keadaan yang memprihatinkan.

Bersama Aisyah, ada Ummi nya yang berjaga, kadang Abi juga datang. Namun sang ustadz tidak bisa datang sesering yang ia mau atau selama yang ia inginkan.  Karena banyak urusan di pondok yang harus di selesaikan. Semenjak kejadian itu.

Belum lagi hutang penjelasan kepada para orangtua santri yang datang setelah di beri kabar duka bagaikan petir yang menyambar di siang bolong.

Semua orang terkejut.

Namun untuk hari ini,

"Assalamu'alaikum..,"

Seketika Ummi menoleh, sambil menjawab salam. Hari ini Abi datang lebih awal dari biasanya. Apa urusan di pondok sudah tidak serumit yang sebelumnya?

"Waalaikumussalam Abi,"

"Gimana Aisyah mi? Baik-baik aja kan? Ada perkembangan?" Tanya Abi Aisyah beruntun, sambil ambil  posisi duduk di samping tempat tidur Aisyah.

"Alhamdulillah Abi, Aisyah baik-baik aja, ngk ada masalah, cuma keadaannya masih kayak kemarin walau tidak parah tapi kemajuan belum ada bi,"  jelas Umminya Aisyah. Dia berharap semoga Aisyah bisa sadarkan diri dan sehat seperti sedia kala.

"Anak yang diruang sebelah mi? Si Hani ya? Gimana keadaannya? Orangtuanya belum datang sampai hari ini?" Tanya Abi Aisyah lagi. Dia teringat tentang anak perempuan yang ia bawa bersama Aisyah yang sempat ingin di bawa dukun muda dan para bala tentara jin nya.

"Dia juga belum sadarkan diri bi, Ummi juga baru saja nengokin dia, kata perawat alhamdulillah udah baik-baik aja hanya mungkin perlu waktu buat sadarkan diri, mengenai orangtuanya, dari nomor yang Abi kasih ke Ummi kayaknya orangtuanya sibuk banget bi, sampai ngk sempat besuk,"

Abi mengangguk, tapi dia tidak begitu setuju dengan sikap orangtuanya Hani, seharusnya mereka tetap harus menjenguk anaknya yang sakit, walau sesibuk apapun.

"Kalau pondok dan santri-santri yang lain gimana bi?"

"Kemarin keadaan sempat kacau mi, banyak orangtua yang nuntut bawa urusan ini kejalur hukum, banyak juga yang marah dan minta anaknya dipindahkan, polisi bahkan udah datang, kami diperiksa," 

Ummi mendengar dengan seksama.

"Terus bi?"

Ustadz Abu Sufyan terdiam sejenak, ia kembali teringat, bagaimana ia bertemu para orangtua yang sedang marah, amat marah, atas keadaan yang menimpa anaknya. Memang itu wajar saja. Sangat wajar. Tapi,

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang