31

2.3K 173 7
                                        

Fahri terbangun ketika mendengar suara ustadz Faishal memanggil nama mereka satu persatu, Zaki dan Haikal pun juga sudah berusaha duduk dan meregangkan badan. Sementara Ilham tidak bergerak sama sekali.

Ustadz Faishal memutuskan untuk menarik selimut yang masih menutupi seluruh tubuh Ilham, kemudian ketika berhasil di tarik, semua orang terkejut karena melihat Ilham sedang menggigil dengan wajah pucat.

"Ilham? Ente kenapa?" Tanya ustadz Faishal sambil menyentuh lengan Ilham dan ustadz Faishal lagi-lagi terkejut karena tubuh Ilham terasa amat panas.

"Ilham demam, ustadz akan cari obat, satu orang jaga Ilham dan yang lain pergi ke mesjid untuk adzan dan sholat berjamaah, tentukan, siapa yang jaga Ilham?"

"Ana aja Ustadz," sahut Zaki dan juga Fahri bersamaan.

"Siapa nih jadinya? Cepat-cepat bentar lagi waktu subuh masuk,"

Keduanya saling pandang, seseorang harus mengalah.

Akhirnya Fahri memutuskan untuk pergi ke mesjid bersama Haikal dan Zaki yang bertugas berjaga.

"Baik lah, titip Ilham ya Ki," sahut ustadz Faishal sebelum akhirnya pergi bersama yang lain.

Kini di dalam asrama utama hanya tinggal Zaki dan Ilham yang masih menggigil.

Merasa keadaan Ilham akan semakin parah jika menunggu obat, akhirnya Zaki memutuskan untuk mencari kain kecil dan air hangat dari dispenser untuk dijadikan kompres sementara Ilham. Lalu memberi Ilham minum yang cukup agar panas nya cepat turun.

"Seandainya ada termometer," sahut Zaki sambil memeras kain kompres sebelum di letakkan di dahi Ilham.

"Ente kenapa sih Ham, tiba-tiba demam tinggi gini?"

Zaki mencoba membawa Ilham berdialog namun teman nya itu hanya melirik sebentar lalu memejamkan mata lagi seperti menahan nyeri.

Adzan pun berkumandang.

Zaki memutuskan untuk segera berwudhu dan sholat terlebih dahulu agar nanti dia bisa membantu Ilham jika ia ingin berwudhu kemudian sholat berdiri ataupun duduk.

Namun saat ingin pergi, Ilham memanggilnya dengan suara serak dan pelan.

"Kik..,"

Zaki menghentikan langkah nya lalu mendekat.

"Kenapa Ham? Minum? Sholat?"

"Jangan..pe-pergi ki, ane...takut,"

Zaki sedikit tercengang apa Ilham memang manja jika sakit?

"Ham, ane tahu ente sakit tapi ngk usah manja ya, ane pergi wudhu bentar aja ya, tunggu," sahut Zaki sambil memperbaiki letak kacamatanya.

Ilham menggeleng, kali ini wajah nya benar-benar memelas seperti ingin menangis.

"Ane takut.. ane takut,"

Zaki tidak bisa menganggap ini sekedar sikap manja yang sepele lagi. Ilham tampak sangat takut.

"Istighfar Ham, ingat ama Allah ya, ngk ada sesuatu apapun yang lebih kuat dan patut di takuti selain Allah, oke faham kan ente?"

Ilham langsung beristighfar, air matanya mengalir, bibir kering dan pucat nya tak berhenti menyebut nama Allah.

Hingga akhirnya saat keadaan sedikit lebih tenang, Zaki akhirnya bertanya kepada Ilham, apa yang sebenarnya membuat dia takut seperti ini?

"Ana takut..ana takut ama Haikal Ki, dia..bukan manusia,"

"Madza?"

Zaki benar-benar terkejut, apa maksud dari semua ini? Ilham takut Haikal?

Kenapa?

Ghost in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang