1° |Perjodohan|

5K 195 5
                                    

AMB_publisher

__________________,,

Pernikahan dan perjalanan rumah tangga, semua orang mengidamkan akan hal tersebut. Namun bagaimana jika pernikahan hanya sebuah pesta, bukan sebuah kebahagiaan bagi pasangannya.

Natasya Apriliya, gadis yang kerap di panggil Liya itu terpaksa menerima perjodohan dengan seorang dokter atas kemauan sang papa.

Rumah tangga? Liya pernah menikah sebelumnya namun tak pernah tahu seperti apa perjalanan dalam berumah tangga. Ia pernah menikah dengan seorang laki-laki yang amat ia cintai, Deni Ferdiansyah. Namun sayang rumahnya tangga itu tak seperti yang Liya impikan. Tiga hari setelah pernikahan mereka, Deni harus kembali bekerja. Dan saat itu ia meninggalkan Liya masih dalam keadaan utuh, Liya masih menyandang status gadisnya.

Kabar duka bagai petir disiang bolong yang memekakkan bagi Liya, pesawat yang di terbangkan Deni mengalami kecelakaan dan hilang di tengah lautan. Banyak korban yang di temukan, namun tidak dengan Deni. Sampai sekarang jasad suami Liya tidak temukan.

Itu duka Liya empat tahun yang lalu, luka yang membuatnya menjadi seorang pemurung dan sering kali sakit-sakitan.

Kondisi Liya yang memperihatinkan membuat sang papa, Fahtur. Menjodohkan Liya dengan anak temannya, Alif Alkahfi. Syafa, sang istri Fahtur juga menyetujui perjohan itu.

Laki-laki yang bekerja di sebuah rumah sakit itu tak pernah menolak keinginan sang papa, termasuk saat sang papa mengatakan jika ia di jodohkan dengan anak sahabatnya. Alif menerima itu dengan lapang dada.

Liya tak pernah mengiakan perjodohannya, namun perjodohan itu tatep di jalankan. Tepat malam ini, perjodohan itu akan terjadi.

Suasana ruang tamu rumah Fahtur mulai ramai. Para tamu berdatangan dari berbagai kalangan, mulai dari rekan bisnis hingga kerabat dari jauh dari dua pihak keluarga.

Seorang gadis sedang duduk di meja rias, menatap wajahnya yang kini tertutup make up tebal dan tubuhnya terbalut busana kebaya.

"Sayang, ayo turun! Para tamu sudah menunggu," ajak wanita paru baya sambil menyentuh dua pundak Liya membuat gadis itu terksiap dari lamunannya.

Entah sejak kapan Syafa masuk ke kamar Liya, Liya sama sekali tak menyadarinya.

"Mama," gumam Liya.

Syafa tersenyum pelan, putrinya sangat terlihat cantik. Wajah yang selalu pucat kini tertutup rapi dengan make up. "Kenapa?" Syafa bertanya dengan penuh kasih sayang.

"Liya ragu," gadis itu menatap bayangan sang Mama yang ada di cermin.

Syafa tersenyum lirih, hati kecilnya bergumam seorang diri. "Maaf sayang, mama dan papa melakukan ini agar kamu tidak selalu menyiksa dirimu." Syifa mengusap pundak Liya dengan lembut. "Bismillah aja dulu." Ucap Syafa yang mencoba menyakinkan sang putri semata wayangnya.

Liya mengangguk kecil diiringi nafas besar, hati kecil Liya hanya bisa mengucapnya lafas basmalah. "Bismillahirrahmanirrahim."

Syafa membantu putrinya berdiri dan membawa gadis itu berlalu dari kamarnya. Kamar Liya yang kebetulan ada di lantai atas membuat semua mata langsung tertuju padanya ketika gadis itu turun bersama sang mama. Gadis itu begitu cantik nan anggun dengan kebaya biru soft, dan tatanan jilbab yang sederhana.

Fahtur melangkah mendekati podium sederhana yang sudah di hiasakan bunga-bunga, seorang pelayan menyerahkan mikrofon pada laki-laki paru baya itu.

"Baik, kita mulai acara pertunangan purta Putri kami. Sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih atas kesediaannya untuk hadir di acara penting keluarga kami." Ucap Fahtur menyapa, senyum ramah tak lepas dari wajah Fahtur. "Untuk Alif dan Liya, ayo naik ke podium nak."

Cinta AlifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang