•Dua puluh tujuh•

363 24 0
                                    

"Kamu harus tahu bahwa aku sangat mencintaimu, dan kamu harus tahu bahwa aku ingin terus bersama denganmu." -Iqbaal.

Iqbaal menatap kearah Salsha yang tengah tidur pulas. Ia menyelimuti Salsha dan mengecup kening Salsha. Tak lupa membelai lembut rambut Salsha.

"Selamat tidur," ucap Iqbaal.

Diam-diam Salsha membuka matanya, ia belum benar-benar tidur.

"Terimakasih untuk semua ini, dan aku masih ingin terus bersama denganmu."

Bella nampak sibuk melakukan pemotretan dimalam hari. Baru saja datang ke Bali dan ia sudah mendapatkan job untuk pemotretan. Bella begini karena ia tahu hidup di kota Bali tidaklah murah. Ditambah Salsha yang tidak berkerja sama sekali.

Iqbaal berfikir untuk menikah dengan Salsha, ia ingin hubungannya dengan Salsha resmi. Meskipun sampai saat ini ia belum menguruskan KTP untuk Salsha. Karena Salsha tidak memiliki KTP.

"Aku ingin mengajak ke istana, dan kita menikah disana. Namun saat ini istana tidak ada penghuninya. Entah kapan mereka semua akan kembali ke istana." Batin Salsha.

Ia kini mulai memejamkan matanya, dan berusaha untuk tidur sejenak. Melupakan segala masalah yang ada.

Angga terdampar di tepi Palau saat badai besar, Angga juga dalam keadaan sekarat karena ia jauh dari Zara. Badai yang dibuat oleh raja Demon sangatlah kuat. Hingga badai itu sampai dilaut Bali juga.

Pagi itu pantai diwilayah Bali dikejutkan oleh ikan-ikan yang berserakan ditepi pantai karena badai semalam. Atap-atap rumah-rumahan tempat para pedagang kecil juga rusak parah. Para warga setempat memunguti ikan-ikan yang berserakan dan nampak bahagia.

Iqbaal telah bangun, ia juga sudah membuatkan susu hangat untuk Salsha. Salsha terlihat murung karena tahu tadi malam terjadi badai besar.

"Minumlah susu ini."

"Perutku bergejolak, sepertinya aku tengah mengandung."

"Secepat itu kah?"

"Duyung tak seperti manusia yang harus mengandung selama 9 bulan. Duyung hanya akan mengandung selama 40 hari saja."

Iqbaal memeluk Salsha, dan Salsha juga memeluk Iqbaal erat.

"Aku akan bekerja lebih keras untuk calon bayi kita."

"Ikutlah denganku ke istana dan kita akan menikah dengan cara duyung."

Iqbaal mengangguk saja, ia mau menikah dengan Salsha. Di lautan maupun di daratan. Yang terpenting ia ingin bersama dengan Salsha.

"Kamu tahu siapa Zara?"

"Dia mantan kekasihku, yang aku juga baru tahu dia adalah duyung."

"Dia adalah kakakku, dia yang seharusnya menjadi putri duyung. Dan dia adalah anak kesayangan ayahku. Dan dia memilih menukarkan ekornya dengan kaki karena mu. Apakah kamu masih ada rasa padanya."

"Ku kira dulu sangat berat dia mengatakan ingin berpisah. Dia yang meninggalkanku bukan aku yang meninggalkannya. Dan aku tak ingin kembali bersamanya. Karena aku telah menemukanmu."

Salsha memeluk Iqbaal erat, dan seakan dunia milik mereka berdua saja.

"Ehem-ehem, ada aku Lo dirumah ini."

"Bella, kok baru pulang. Kamu enggak apa-apa kan. Semalam badai besar kamu dimana?"

"Akhirnya kakakku ini kembali perhatian "

"Kakak serius."

"Aku dirumah pak kades kak, enggak berani pulang kerumah. Angin kencang."

"Ya sudah makan sana, Salsha sudah masak untuk kamu."

Angga dalam keadaan tak berdaya, dan Angga kini tewas karena kehabisan air didalam paru-parunya. Sebelum Angga tewas ia sempat mengirim pesan telepati kepada Salsha.

"Salsha, duyung yang kuncintai. Maaf akan aku tak bisa membawa ayah dan bundamu pulang."

Sebuah telepati yang ucapkan, kata-kata terakhir sebelum Angga tewas. Duyung laki-laki sudah hampir punah, karena cinta. Dan jika ingin tetap hidup duyung laki-laki dianjurkan untuk tidak jatuh cinta.

Belle menemukan beberapa cincin emas di kamar mandi. Ia penasaran kenapa ia sering menemukan cincin emas di kamar mandi. Padahal tidak ada yang memakai cincin emas.

"Kak Salsha."

"Iya, ada apa Bel."

"Apa ini punya kakak?"

"Oh itu tadi rambut kakak banyak yang rontok jadi ya jadi itu cincin. Di lautan itu tidak beharga tapi di sini itu bisa dimakan. Ambil saja."

"Ohh gitu, jadi mutiara itu juga air mata kakak? Yang aku lihat di gelas kaca kamar kak Iqbaal."

"Iya," jawab Salsha sambil tersenyum.

"Apa kak Iqbaal membuat kakak bersedih? Katakan jika iya. Biar ku jitak kepalanya nanti."

"Bukan itu nangis karena nonton film sedih, sengaja biar bisa dijual."

"Ah ada-ada saja."

Salsha mengajak Iqbaal ke istananya. Salsha menyuruh Iqbaal makan rumput laut yang bisa membuat Iqbaal tahan nafas di dalam air. Dan mereka telah berenang di lautan. Namun tiba-tiba saja se ekor paus kelaparan mengejar mereka. Salsha langsung menarik tangan Iqbaal dan membawa Iqbaal berenang dengan sangat cepat.

Salsha terlihat cemas ia takut Iqbaal kehabisan oksigen karena berenang dengan sangat cepat. Iqbaal juga terlihat sangat lemah. Salsha membawa Iqbaal bersembunyi dibalik trumbu karang. Iqbaal mulai memejamkan matanya. Dan Salsha seolah mengatakan pada Iqbaal untuk kuat.

Tbc

Mermaid[Complate✔] Duyung 2[on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang