•Eman Belas•

390 35 6
                                    

"Seharusnya aku tahu duniaku dan duniamu itu berbeda." Batin Salsha.

Salsha masih menatap Bella, Bella menyuruh Salsha untuk pergi dan meninggalkan Iqbaal. Bella hanya tak ingin Iqbaal kenapa-napa. Karena Iqbaal adalah keluarga satu-satunya yang ia miliki.

"Aku hanya ingin bersamanya, apakah itu tidak bisa."

"Kamu harus tahu sejak kakakku kenal denganmu dia tak lagi memperhatikanku. Dan ia selalu dalam bahaya."

Salsha menatap Bella, dan mengusap lembut rambut Bella. Mengusap dengan kasih sayang.

"Maaf jika kehadiranku membuat mu terusik, aku hanya ingin bersama dengan kakakmu. Dan kita hidup bersama bertiga, aku janji dia akan tetap menjadi kakakmu."

Salsha memeluk Bella, namun Bella melepaskan pelukan Salsha. Salsha meneteskan air matanya. Aldi menatap Salsha, karena peri seharusnya tak dapat meneteskan air mata.

Iqbaal sadarkan diri, Salsha dan Bella mendekat kearah Iqbaal. Pertama Iqbaal melihat Bella.

"Jangan cemas, kakak baik-baik saja."

Bella hanya tersenyum, namun sedikit memeteskan air mata. Iqbaal kemudian menatap kearah Salsha. Salsha hendak pergi, namun Iqbaal menarik tangan Salsha kembali.

"Jangan pergi, tetaplah disini. Karena aku masih ingin melihatmu."

Bella mengambilkan minuman untuk Iqbaal, kaki Iqbaal patah karena tadi tak sengaja saat Salsha membawa Iqbaal kakinya tersangkut batu karang.

"Cinta sejati bukan harus memiliki, dan cinta sejati hanya akan datang satu kali saja. Dan kamu adalah cinta sejatiku."
Iqbaal

Aldi menatap sinis Salsha, ia iri dengan Salsha karena Iqbaal mau merima Salsha apa adanya. Entah duyung atau pun peri.

Bella datang dengan teh hangat untuk Iqbaal, Bella ingin membawa Iqbaal ke rumah sakit agar kaki Iqbaal cepat sembuh. Sayap Aldi juga sudah mulai sembuh, namun Aldi tak ingin kembali ke istana. Ia ingin menemui Steffi. Ia masih ingin bersama dengan gadis itu.

"Karena mencintaiku, kamu harus menerima resiko seperti ini. Dan waktuku tinggal sedikit lagi." Batin Salsha.

Iqbaal telah dibawa ke rumah sakit, agar kakinya cepat disembuhkan.

"Biarkan aku mengingatmu meski sebentar, ijinkan aku menjadikanmu kenangan dihidupku. Meski kita bisa bersama, laut pernah menjadi saksi cinta kita."
Angga

Cinta memanglah rumit, dan cinta juga tak dapat memilih pada siapa cinta itu berlabuh.

Waktu Salsha dibumi tinggal sedikit lagi, ia akan mengilang dalam kurun waktu yang telah di tentukan. Dan akan abadi menjadi peri untuk selamanya.

"Seharusnya cinta itu tak hadir, dan seharusnya kita tidak bertemu. Maaf aku sudah membuatmu susah."
Salsha.

Salsha membuahkan masakan untuk Iqbaal, tentunya dengan sihir. Karena peri tak bisa memasak namun bisa menggunakan sihir.

Angga tiba-tiba saja menemui Salsha.

"Kenapa kamu datang lagi?"

"Aku hanya merindukanmu,"

"Apa kamu bahagia bersama dengan Zara."

"Iya aku bahagia."

Salsha menatap kearah Angga, ia ingat akan kenangan indah bersama dengan Angga. Namun baginya kenangan yang itu tak seindah saat bersama dengan Iqbaal.

I

qbaal menyuruh Bella keluar dan mencarikan Salsha, karena Iqbaal ingin bicara dengan Salsha.

"Kamu adalah perempuan yang paling ku cintai, kamu adalah adikku dan hanya kamu yang kakak punya jadi jangan cemburu lagi dengan Salsha."

Bella hanya mengangguk saja kemudian ia pergi mencari Salsha. Zara juga ada bersama dengan Salsha dan Angga. Zara hanya memperhatikan Iqbaal dari luar ruangan.

"Andai saja dulu aku memahamimu, dan bersama denganmu hingga kamu menjadi orang baik-baik. Bahkan saat ini kita sudah sama-sama menjadi manusia. Namun semua sudah terlambat. Kisah cinta duyung dan manusia kembali terulang." Batin Zara

Salsha masuk ke dalam ruangan Iqbaal, Iqbaal tersenyum. Sedangkan Salsha nampak menunduk.

"Semua ini bukan salahmu, kamu sudah berhasil membawaku ke darat."

"Aku hanya takut kita tak akan bisa bertemu lagi, aku ini peri bukan duyung. Aku bisa tak terlihat olehmu suatu hari nanti."

Iqbaal menyuruh Salsha mendekatkan wajahnya, Iqbaal lalu meraba wajah Salsha.

"Lihat aku masih bisa menyentuhmu, pergilah. Dapatkan ekormu lagi, maaf aku tak bisa menemani."

Salsha mencium kening Iqbaal.

"Jika aku tak kembali, jangan tunggu aku lagi. Hiduplah bahagia menjadi manusia biasa. Janji?"

"Aku tak bisa janji, tapi aku akan berusaha."

"Kini berpisah kembali, ku harap kamu akan baik-baik saja. Aku tak bisa berjanji akan kembali. Karena aku tak aku akan hidup atau mati."
Salsha.

Tbc
Thanks for vote and komentar kalian, salam manis

Mermaid[Complate✔] Duyung 2[on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang