•Tiga puluh lima•[End]

506 31 4
                                    

2 tahun kemudian, terlihat seorang laki-laki tampan yang sudah mirip papa muda tengah bermain bola bersama dengan anaknya. Dia adalah Iqbaal, kini Aska sudah tumbuh besar dan Bella juga sudah menikah, bahkan sekarang tengah hamil besar. Iqbaal nampak bahagia, dengan Aska.

"2 tahun lebih, aku jalani hidup seperti ini. Meninggumu kembali, asalkan kamu tahu perasaanku masih sama dan aku masih mencintaimu." Batin Iqbaal.

Sesuai janji Salsha ia akan kembali tepat bulan purnama ketika Aska berusia dua tahun. Dan Iqbaal menunggu hal itu, meskipun Bella sudah banyak menjodohkan sang kakak dengan teman-temanya. Namun Iqbaal masih tetap ingin menunggu Salsha. Meski Salsha sempat mengatakan agar ia melupakannya.

"Dan ku harap kamu kembali dengan perasaan yang sama. Perasaan yang masih seperti dulu itu." -Iqbaal.

2 tahun berlalu, pangeran Aldi telah selesai menjalani hukuman sebagai manusia dan sayapnya juga telah kembali tumbuh. Karena percuma datang lagi ke bumi. Karena Steffi sudah tak menerimanya, dan bahkan Steffi telah menikah dan memiliki seorang anak. Dan pada dasarnya manusia adalah makhluk yang gampang berubah perasaanya. Maka pangeran Aldi kembali ke kerajaan peri.

Sementara Zara ia kini kembali media duyung, bukan duyung sungguhan ia kini menjadi penulis dan juga artis. Ia juga berperan sebagai putri duyung di sinetron yang diangkat dari novelnya yang berjudul "Duyung". Zara juga telah menikah dengan seorang pengusaha bernama Glen yang juga sangat mencintai Zara.

Tepat bulan purnama Iqbal dan Aska tengah berada di tepi pantai. Aska tidak menunjukan perubahan apapun, dan kaki Aska masih menjadi kaki. Iqbaal melihat kilatan ekor, yang ia sadari itu adalah skor Salsha. Dan mereka dipertemukan lagi setelah 2 tahun.

Iqbaal hanya memandang kearah Salsha, sedangkan Aska nampak bingung. Karena ia melihat hal yang belum pernah ia lihat. Yaitu putri duyung, yang tak lain adalah ibunya sendiri

"Dan ku rasa Aska baik-baik saja, terimakasih telah merawat anakku."

"Anak kita."

"Aku titip Aska untuk selamanya, jangan pernah bilang jika Aska adalah anak ikan."

"Mana mungkin aku mengatakan hal itu, kamu akan kembali kan? Menikahlah denganku."

Cahaya bulan semakin terang, dan berbahlah kaki Aska menjadi ekor.

"Ayah..ayah kenapa ini. Bunda Bella..ayah."

Iqbaal terkejut dan ia pun menatap kaearah Salsha.

"Apa yang terjadi?"

"Aska hanya akan berubah ketika terkena cahaya bulan purnama. Dan aku tak bisa membawanya ke istana karena ia tak memiliki ingsang seperti ku."

Iqbaal mencium kening Salsha, "Aku mencintaimu."

"Relakan aku sayang, demi anak kita."

Salsha mengecup kening Iqbaal, dan mengusap air mata Iqbaal yang mengalir begitu saja.

"Bunuhlah aku, lalu ambilan jantungku, dan berikan kepada Aska agar dia menjadi manusia seutuhnya."

"Mana mungkin aku bisa membunuhmu, bahkan aku sama sekali tidak tega menyakiti mu."

Salsha mendekati wajah Iqbaal, ia melumat bibir Iqbaal dengan cinta. Namun beberapa detik saja, Salsha kembali menatap Iqbaal.

"Aku mencintaimu, manusia tak seharusnya jatuh cinta dengan duyung. Kamu tidak boleh menikah dengan beda keyakinan seperti ku."

Salsha mengambil jantungnya sendiri dan menaruhnya ke ekor Aska. Aska kembali menjadi manusia. Namun Salsha tersenyum dan kemudian mati. Kini Sirip-sirip Salsha berhamburan dan berubah menjadi emas. Rambut Salsha rontok berubah menjadi kalung, gelang dan juga cincin. Kulit Salsha berubah menjadi emas batangan. Salsha telah pergi, terlihat sebuah bingkisan mengapung, setika Iqbaal mengambil kertas yang ada di dalam sebuah botol.

Untuk cintaku,
Dari aku yang mencintaimu, kita harus berpisah untuk selamanya.  Ini adalah takdir kita, cintai anak kita karena di dalam jantungan ada jantungku yang akan selalu bergerak untukmu. Terimakasih untuk hal-hal indah yang pernah kita lewati. Perpisahan yang tak ada habisnya, kini ku akhir demi anak kita. Malaikat kecil kita. Aku bahagia pernah mengenalmu. Dan kuharap kamu segera mendapat pengganti ku dan tidak menungguku lagi.

Air mata Iqbaal menetes, ia tak sanggup. Penantian selama ini terbayar dengan perpisahan yang abadi. Aska memeluk sang ayah, Aska yang masih kecil tahu keadaan ayahnya. Mungkin umurnya saja yang kecil tapi jiwa tua dari umur duyung yang membuat Aska lebih dewasa pemikirnya.

Yang pergi biarlah pergi, yang datang biarlah datang. Yang pergi tak mungkin kembali.

"Tunggu aku di keabadian." Batin Iqbaal yang memeganh sirip emas Salsha yang bertuliskan namanya di atasnya.

_Tamat_

Mermaid[Complate✔] Duyung 2[on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang