DIFOME~17

94 31 0
                                    

Udara pagi ini benar-benar begitu segar. Sang matahari memancarkan terik sinarnya dari ufuk timur, yang membuat para pribumi dimasing-masing wilayahnya, bersemangat menyambut hari ini.

Aku sang Vasha, seorang pelajar dan pejuang, masa depan. Kini telah sampai didepan kelas. Tempat, yang akan menjadi medan tempurku.

Dengan percaya dirinya aku melangkahkan kaki kedalam kelas itu. Mataku langsung terarah kekursi disudut sana. Aku berjalan melewati bangku-bangku, dan langkahku berakhir ditempat duduk, yang menjadi pusat pandanganku saat awal masuk kelas.

"Vasha, tumben sendiri, biasanya sama Chilla" Ditho ketua kelas, datang menghampiriku.

"Mm... itu, dia lagi nggak enak badan" Jawabku ditengah kebingungan. Nggak lucukan kalau aku sampai ngatain Chilla usai depresi. Bisa gempar satu bumi ini.

"Yah, kasihan banget. Titip salam dari Ditho untuk Chilla ya!" Katanya dengan wajah iba. Kok tiba-tiba aku malah berfirasat anak ini suka ke Chilla?

"Oh, ok Dit!" Aku mengacungkan kedua jempolku. Dithopun berjalan menjauh menuju depan kelas.

Kakiku yang sudah lemas berdiri dari tadi, akhirnya teristirahatkan, diiringi menempelnya pinggulku kekursi. Duh! Legha banget dah!

"Kemarin pdkt an sama Azmi, sekarang malah tukar ke Ditho. Nggak capek apa, gonta ganti pasangan mulu!"

Aku langsung menghadapkan pandangan kedepan mendengar perkataan pahit tersebut. Ternyata rombongan Dina sedang Nongke, alias nongkrong bangke disana. Geng ini yang sangat terkenal jahat bin jahil dikelasku

"Badan gembrot gini, murahan juga ya!" Sherli ikut bicara diantara kerumunan tersebut.

"Awas aja lo rebut Farel dari gue!" Vera yang kukenal baik selama ini, malah juga ikut berkata pedas seperti brandalan disana. Padahal anak ini dulu pernah menjadi murit teladan. Tapi, dalamnya kok busuk banget yaw!

Telingaku panas saat perkataan mereka mendarat begitu sadis. Ingin rasanya aku memanggil para wamil Korea untuk mencabik-cabikkan mulut mereka yang keterlaluan itu.

Aku langsung berdiri dengan wajah masam, menetap mereka begitu tajam.

"Kalian budek atau apa? Gue tadi barusan bukan bahas pdkt an sama Ditho. Bukan cinta-cintaan juga!" Sindirku keras. Kapan lagi coba, aku bisa berani melawan ejekan luar sana.

"Iya in aja dah! Umur nggak ada yang tau!"

Aku nggak ngerti apa maksud perkataan Sherli barusan. Yang jelas, mereka menyambutnya dengan tawaan.

>_<>_<>_<

Brakk...

Semua benda-benda jatuh dari tanganku, dan berserakan dilantai. Aku langsung jongkok lalu membereskan mangkuk, dan gelas kantin yang pecah, akibat ada seseorang menabrakku. Tak ku pedulikan karena siapa semua ini bisa berantakan. Aku hanya bangkit dan membuang percakan kaca itu di tong sampah.

Saat membalikan tubuh, seketika Aldric sudah berada tepat didepanku. Aku langsung teringat pada kejadian beberapa hari yang lalu. Bahwa urusan kami belum selesai.

Aku ini orangnya nggak boros waktu. Jadi langsung saja aku mendorong Aldric, dan berlari menjauhinya. Baiklah, riwayatku akan tamat dalam hitungan detik lagi!

Larianku begitu cepat, hingga aku kehilangan arah untuk berlindung. Pada akhirnya, pintu rooftop didepanku inilah yang akan menjadi tempat satu-satunya yang kukenal.

Kuhadapkan kebelakang kepalaku, Aldric ternyata masih berlari mengejar tanpa henti. Aku nggak tau lagi harus kemana. Yang jelas, kini didepanku menyisakan bagian rooftop paling ujung.

Ayah, bunda, Squad Tumant, Atha, doaku kini akan terputus dari kalian semua. Jika aku pernah membuat kalian kesal, atau menjengkel didalam hati. Maaf, aku hanya manusia yang jauh dari kata sempurna. Mungkin sekarang waktunya aku melupakan beban hidup, dan mengatakan selamat tinggal dunia...

"Satu lompatan lolos dari ujung rooftop Gedung Sekolah, yang memiliki empat lantai tersebut. Wanita itu tak lagi berdaya. Ia hanya akan menunggu, apakah nasib berikutya baik. Atau memang ia harus menempuh alam berikutnya".

***

I'm so sorry! Udah lama nggak upload cerita:( Soalnya jujur, sibuk banget! Cuman mau nyampaiin, SARANGHEO READERS SETIAKU! Love you;*

by: Geochim💛

Different From Me [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang