DIFOME~12

115 34 2
                                    

Didalam keadaan yang begitu kacau ini, datanglah sosok lelaki yang sepertinya ia ingin berbicara denganku. Ia duduk disampingku, tetapi ia hanya diam tanpa mengatakan sesuatu sepatahpun. Aku berpikir sesaat, dia ini bisu atau gimana? Kok bengong saja!

Lalu, beberapa waktu kemudian, barulah anak itu memberanikan diri berbicara, "Kamu tadi kok nangis?" Pertanyaannya membuatku sedikit heran. Di tau dari mana habis nangis? Lagian anak itu datangnya pas aku tertidur Selayang tadi.

"Emang aku kelihatan selesai nangis ya?" Aku mengarahkan pandangan kesamping merliriknya.

Dan! GILA! Kalian tau siapa yang berada didekatku sekarang? Seorang cowok yang begitu mirip dengan oppa Joshua! Bahkan aku tadi sempat mengira dia Joshua. Apakah ini kebetulan atau kenyataan?

"Iya! Kamukan habis curhat sendiri tadi, terus termenung sesaat, dan pas kamu hampir ketiduran, aku samperin kesini!" Wah anjay banget! Dia kok bisa jelasin kegiatanku secara detail?

"Sotoy kamu mah!" Aku menyenggol lenganya dengan bahu.

"Bukan sok! Tapi memang udah ketahuan juga. Oh ya, kamu anak baru itu kan?"

"Iya, kok kamu serba tau sih denganku?!" Aku mengerutkan kening menatapnya.

"Ya, satu sekolah ini juga kenal kamu kali!" Lelaki itu terus menghadap kedepan, tanpa sama sekali melihat kearahku. Jutek banget deh gayanya!

"Masa? Kok aku nggak pernah dengar sedikitpun?!"

"Mungkin kamu yang budek kali!" Ia lalu memasang wajah menahan tawa. Ish! Nyeselin juga nih anak!

Aku berdiri, lalu berdecak pinggang menatapnya tajam. Nggak sudi banget aku dikata-katai seperti tadi. Harus dikasi pelajaran nih anak!

"COBA ULANGI!!!" Perintahku keras.

"Kan iya beneran budek! Ucapan aku aja barusan kamu nanya! Ahahah!" Lalu ia tertawa terbahak-bahak.

Tanganku gatal ingin meremas anak ini seperti kertas buram. Dasar pengganggu hidupku saja!

Akhirnya karena aku ini masih memiliki kesabaran. Jadilah aku tak terlalu mempediulikan ejekannya.

"Kalau lo mau cari ribut, mending jangan sama gua dah!" Aku mengeluarkan Bahasa gaulku.

"Soudzon banget deh lo! Orang juga mau kenalan!"

Sudah banyak aku mendengar omongan anak ini. Mungkin jika diprediksi dia benaran gila. Nggak jadi deh mirip ama Joshua nya!

"Terserah lo mau bilang apa!" Aku membuang muka dari hadapan sikampret itu. Kenapa sih semua orang pada nyebelin disekolah ini?!

"Siapa nama lo?" Ia menyodorkan tangannya kepadaku.

Aku yang sangat kesal kepadanya, menerima sambutan itu "Vasha! Kalau lo?" Nggak tau kenapa udah terbiasa aja pakai lo, gue. Semenjak sekolah di Jakarta.

"Cari tau sendiri! Bye!" Ia melepas kasar tanganku. Lalu pergi seenaknya saja. Ish! Bikin aku makin benci aja sama tuh anak!

"Vasha? Ngapain lo disini?" Tiba-tiba suara Chilla membuatku terfokus kepintu rooftop.

"JUAL BAKSO!" Kataku judes. Nggak mood banget bicara ama orang sekarang.

Chilla mengerutkan kening tak mengerti.

"Udah jelas gua lagi nyantai cantik disini ha!" Aku membesarkan suara, memenuhi isi planet. Biarin orang sedunia ini dengar suaraku!

"Lhoh? Kok marah gitu sih? Mending balik kekelas gih! Bentar lagi masuk!"

"Iya bentar! Ehm, kamu tau nggak nama laki-laki tadi?" Tanyaku. Pasti Chilla berselisih dengan anak itu. Soalnya waktu lelaki itu pergi, hanya beda sedetik dengan datangnya Chilla.

"Laki-laki? Dari tadi aku nggak lihat siapapun pas dijalan" jawab Chilla.

"Coba pikir lagi deh! Mana tau kamu lupa!" Aku masih bersikeras.

"Nggak ada Vasha! Jangan-jangan tuh hantu yang huni tempat ini. Katanya dua puluh tahun lalu ada seorang lelaki yang lompat dari atas sini!" Muncul deh sikap kehaluan Chilla. Bicara puluh tahun yang lalu pula dia. Jelas-jelas sekolah ini baru dibangun enam tahun silam.

"Kamu jadi fans beratnya hantu ya?" Cemoohku kepadanya.

"Dih! Nggak percaya! Bodo ah! LARIIII!!!" Chilla menarik tanganku, hingga aku mengikuti langkahnya.

TUNGGU! Kok jadi horor sih?!"

***

Terimakasih sudah menjadi pembaca setia DIFOME! SARANGHEO READERS!

By: Geochim💛


Different From Me [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang