DIFOME~24

86 25 0
                                    

"Lo pesen apa?" Aldric menyerahkan daftar menu itu kepadaku.

Aku lantas menggelengkan kepala, memberi kode bahwa aku tak memesan apapun. Tapi, sialan sekali, Aldric malah memberikan kertas itu tepat diwajahku. Membuatku malu menolaknya.

Dengan terpaksa ku terima benda tersebut. Saat ku mulai membaca hingga selesai, daftar harga yang tetera jauh bandingannya dengan isi dompetku sekarang. Membuat jiwa kemiskinanku meronta.

"Mmm, kayaknya air putih aja deh" kataku setelah berpikir panjang. Nggak memungkinkan banget duitku sia-sia beli yang belum pasti lezatnya ini.

"Ooh, kamu mau macchiato caramel? Nggak usah malu malu sama mas nya!" Ucapan Aldric barusan membuatku membuka mata lebar.

Ini anak udah psikopat budek lagi! Akukan minta air putih biasa, bukan menu yang termahal disini!!!

"Macchiato caramel dan Caffe latte, totalnya tujuh puluh dua ribu ya!"

"Itu mas ada yang bayarin!" Aldric mencondongkan wajahnya, mengisyaratkan menunjukku.

HELLO! Akukan lagi kere! Malah diminta traktir lagi!

Akhirnya kukeluarkan dompet serapku. Yang berisi tabungan untuk membeli album BTS. Huhu! Maafkanlah aku wahai duit impian, aku harus mengeluarkanmu untuk sekarang. Dari pada aku menjadi tukang cuci piring disini, mending ngorbanin harta terpendam.

"Harap ditunggu ya mas mbak!" Pelayan itu berbalik arah, meninggalkan kami pergi.

Usai tersisa aku dan Aldric dimeja itu. Barulah lelaki brengsek ini tertawa terbahak-bahak. Dia pikir ini lucu ya? Rasanya aku benar kecewa! Dan malahan mau meneteskan air mata.

Semuanya kini sudah berlalu, anggap saja uang yang kukeluarkan di Starbucks ini tukaran dengan photo card BTS.

Tapi, kalau dipikir-pikir. Mending ngumpulin uang buat beli album dari pada photo card kan? Argh! SIalan!

>_<>_<>_<

"Vasha kemana aja sih? Kok bolos?!"

Baru aku merebahkan badan dikasur, tiba-tiba sudah berdiri berdecak pinggang ditepi pintu sana.

"Ini anak masuk bukannya ngucap salam malah marah-marah!" Balasku memejamkan mata.

"Iiih Vasha mah gitu! Kalau ditanya pasti ngalihin mulu!" Keluh Chilla.

"Tadi ada urusan penting. Udahlah nggak usah dipikirin!"

"Kita jadikan nonton basket?"

"Nggak gue capek!" Jawabku jutek.

"Tournament antar 9A dan 9B laki-laki lhoh!"

Aku langsung terduduk mendengarnya. 9A kan kelasnya Azmi! Kyyaaa!!!

"Ok! Gue siap-siap!

Seperti yang sudah direncanakan, sore ini kami akan menonton Tournament basket ball. Dari tadi aku tiada henti menyemangati tim Azmi. Dan diakhir pertandingan, kemenangan diraih 9A alias kelas Azmi. Kami para penonton bersorak ria.

"Chil aku cabut bentar yah!" Aku bangkit dari dudukku.

"Jangan lama-lama ya!"

Aku menganggukkan kepala, dan berlari meninggalkan kursi penonton, menuju tempat peistirahatan pemain bawah. Sesampai disana aku langsung mendapat sasaran Azmi duduk sendirian. Jadi nggak sabar nyapa dia!

"Azmi! Pasti hauskan?" Aku menyodorkan sebotol minuman ketika berada didekat Azmi.

Azmi bangkit dari duduknya, "Wah! Thank's ya! Tau banget!" Ia lalu meminum air yang kuberikan.

Kuperhatikan wajahnya, air keringat mengalir dari kening hingga dagunya berhenti dibagian dada Azmi. Jakunnya yang menonjol keluar dalam kutatap. Aku menelan ludan kasar. Oh, inikah yang dinamakan dengan kenikmatan dunia?

"Vasha sakit?"

Aku tersadar mendengar suara Azmi barusan.

"Eh, nggak kok!"

"Kok mukanya merah gitu?" Azmi menunjuk pipiku.

Aku langsung menutup wajah sebahagian. Aku tadi ngapain si???

"Kamu capek ya?" Aku mengalihkan topik.

"Kenapa? Keringat aku kecium banget ya ma kamu?"

Dia ngomong apa si? Malahan kurasa Azmi begitu harum dari biasanya.

Tiba-tiba dating seorang lelaki dari tim Azmi untuk menyuruhnya kembali kelapangan.

"Sampai jumpa nanti ya!" Joshua menepuk pelan kepalaku, eh Azmi maksudnya. Yang membuat tubuhku tegang tak bisa bergerak.

Diginiin saja serasa nyawaku melayang. Apalagi pegangan tangan dengannya, kencan, dan sempatt.

Eh! Aku ini mikirin apaan? Pacarnya Azmi juga bukan! Kerjagaanku nge halu mulu deh!

Akibat Azmi mirip Joshua, aku sampai melupakan Jimin yang berjuang di Korea sana. Jinjaaa!!!!

***

Terimakasih sudah menjadi pembaca setia DIFOME! SARANGHEO READERS!

By: Geochim💛

Different From Me [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang