DFOME~26

81 25 2
                                    

Hingga pagi ini pikiranku masih dihantui oleh perkataan Aldric semalam. 'sayang?' sebuah kata yang begitu mustahil keluar dari mulut sang Alhat alias Aldric jahat. Aku berfirasat Aldric memberi beberapa kode kepadaku. Tapi, apakah ini benar atau sekedar mencari perhatian? Perlu dipikirkan beribu kali lipat!

"Vasha? Woi!"

Suara itu mengacaukan lamunanku barusan. Aku sadar! Sebentar lagi try out akan dimulai. Mengapa aku malah mikirin Aldric? Bodoh!

"Kamu baik-baik aja kan?" Azmi menampakkan wajah khawatirnya.

"Tenang! Aku nggak bakal mati gegara try out ini!" Aku terkekeh pelan. Ini adalah keberuntungan besar, aku bersebelahan duduk dengan Azmi. Apalagi, jika tak terjadi kesepakatan dalam ujian untuk selanjutnya.

"Iih Lili iri dech lihat Vasha disamping Azmi! Jadi pengen gantian!"

Aku baru tersadar ketika mendongakkan kepala, ternyata ada Sherli disini. Tunggu! Tadi dia bilang Lili? IWW NAJIS! Lagian suaranya sok imut banget barusan! Udah deh gue mau muntah!

Apalagi si Sherli bergaya memamerkan tubuh montoknya itu. Huhuhu, apalah dayaku yang tepos dimana-mana, kecuali perut.

"Nggak apa-apa, asalkan kita sekelas!" Azmi malah tersenyum lebar, membuat cewek centil itu semakin menjadi.

"Yaudah lah! Pokoknya Lili bisa lihat wajah Azmi aja bersyukur!"

Ni anak udah gila kali ya, bukannya bisa hidup disyukuri, malah hal yang aneh-aneh. Eh! Aku ngapain sih ngomen-ngomen pembicaraan mereka? Mending ngelakuin hal lain aja.

Ku tekanlah power computer hingga muncul layar yang menandakan benda itu menyala. Seperti yang sudah diarahkan sebelumnya, semua soal langsung tertera walau saat pertama kali menghidupkan computer. Jadi tak bisa dipergunakan selain menjawab soal. Apalagi sampai mencuri kesempatan melihat abs bias. Auto didiskualifikasi aku mah!

"Duh, buset ada si macan, bye Azmi, gue cabut!" sikap Sherli langsung berubah drastic menjadi ketakutan. Aku juga melihat kesekitar yang sudah banyak bubar. Menyisakan aku dan Azmi saja. Wow! Situasi macam apa ini?!

Aku menatap Azmi. Dan kami saling tatap-tatapan. Azmi menggelengkan kepala dan mengerutkan keningnya. Menandakan bahwa ia tak tau ada apa. Tak lama kemudian, datanglah sosok perkasa dari ujung pintu saja.

Orang yang begitu menguasai sekolah ini, terkenal bad boy, dan tiada yang berani padanya, kecuali beberapa orang. Ya! Siapa lagi kalau bukan Aldric! Siswa yang selalu menjadi kambing hitam, dan bisa disebut pencari onar.

Mataku merosot kearah Aldric dari awal muncul sampai ia duduk disebelahku. Apakah dia akan menjadi teman sebelahku juga? JANGAN SAMPAI!!!

"Lo-lo disini?" aku sedikit gugup berbicara dengan Aldric apabila wajahnya seperti ingin memakan orang.

"Lo bisa baca nggak?!" Aldric sedikit membentakku. Sepertinya mood anak ini sedang tak stabil, jadi lebih baik tak mengajaknya bicara.

Mataku melirik sudut meja yang ditempel kertas kecil bewarna putih. "Ooh" Aku mengangguk mengerti melihat nama Aldric yang terpampang disana.

Hm... Jadi ceritanya aku dikelilingi cowok ganteng nih? Sayangnya, yang satu ganteng-genteng jahat, dan satu lagi baik. Mending milih yang kanan alias Azmi. Udah baik, mirip oppa Joshua lagi!

Beberapa saat kemudian, semua murid yang keluar ruangan akibat kedatangan Aldric langsung masuk kembali. Diiringi datangnya sang bapak legend alias Pak Eko, pengawas ujian. Semua berjalan lancar, mulai dari soal, kelangsungan ujian.

Tapi, ada satu hal yang membuatku risih selama berlangsungnya proses try out. Yakni, Aldric beberapa kali meminta bantuan kepadaku. Sepertinya dia kesulitan mengerjakan soal. Huh! Bodo amat lah! Tadi pas awal masuk dia langsung nge gas gitu ngomongnya ke aku. Terus pas lagi susah susahnya ngemis takkuruan.

HELLO! INI MANUSIA! AKU TAK SEMURAH ITU UNTUK DIKELABUI!!!

***

So seperti biasa kalau kalian suka jangan lupa tinggalkan jejak! Percayalah, setiap saat ku selalu nantikan notif dari pembaca setia! THANKS!😘

By: Geochim💛

Different From Me [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang