DIFOME~20

75 27 0
                                    

"Ck! Lo ini pandai nggak sih ngobatin orang?" Aldric merasa kesal, atas perlakuan petugas yang tiada becusnya.

"Aku ini sakit dibagian paha! Bukan kepala! Jangan dikasi paramex lah!" Begitu juga dengan Azmi, mereka berdua memang cocok jadi emak-emak yang ngomel mulu.

"Eeh! Bacot tau nggak! Ini bersyukur kami ladenin! Aturannya jam istirahat, kami malah kerja gegara kalian!" Sherli berdiri berdecak pinggang menatap Aldric, dan Azmi dengan mata tajamnya. Dia sih udah biasa dibilang ratu ganas.

"Argh minggir! Nggak ada yang boleh nyentuh gue selain Vasha!!!" Aldric menjauhkan tangan salah satu petugas UKS yang mengompres luka memarnya.

Aku yang sibuk ngoles-ngoles fresh care dipinggang dari tadi, langsung memandang ke Aldric, yang sudah menampakkan wajah emosinya.

"Aku?"

"Cuma Vasha yang bakal ngobatin gue! Yang nggak berkepentingan keluar!!!" Suara Aldric begitu keras, hampir membuat alam semesta hancur.

Karena rata-rata orang pada sudah tau bagaimana sikap Aldric ini. Akhirnya semua orang di UKS itu pergi keluar. Hingga menyisakan kami berdua saja.

"Besok suruh bapak lo sekalian beli sekolah ini!" Sherli membelakkan mata merasa begitu sebal akibat ulah Aldric, lalu ia hanya mengalah dan pergi keluar.

Aku berjalan perlahan kearah Aldric. Keringat dinginku langsung keluar saat melihatnya dengan wajah penuh amarah. Aldric hanya diam menatap lantai. Aku takut sekali berhadapan dengannya. Rusuh akan berbuat kesalan nantinya.

Akupun duduk dan mengambil kain kompres disamping Aldric "Aku olesin pelan-pelan ya!" Tanganku dengan hati-hati menempelkan kain itu kemulut Aldric.

Awalnya aku sama sekali tak grogi dan biasa saja. Tapi, setelah Aldric mengarahkan kepalanya melirikku, aku malah jadi salting.

Tanganku berhenti melakukan aktifitas. Mataku yang gatal malah membalas tatapan Aldric. Begitu juga dengan tanganku sebelah kiri, memegang dagu anak itu yang lumayan runcing. Aduh! Pokoknya aku nggak bisa jelasin sebab ini terjadi.

Yang jelas, sekarang Aldric ntah kesambet apa malah menatapku dengan tersenyum. Kini, aku bisa lihat lebih dekat wajahnya! Dia bukan mirip manusia lagi, malahan anime! Matanya lumayan biru, kulitnya begitu glowing, membuatku aku nggak bisa berucap!

lama kami bertatapan, akhirnya teralihkan juga. Aldric bangkit dari duduknya, lalu ia memakai rompi khas sekolah.

"Vasha, makasih, kamu orang pertama!" Usai mengatakan itu, Aldric bergegas berjalan meninggalkanku sendirian di UKS.

Aku termanggu, diam membisu. Kalimat "Kamu orang pertama" masih meraung-raung, ditelingaku. Aldric seolah-olah memberi kode, atau jangan-jangan diaa...

Argh Vasha! Cukup! Jangan kebaperan! Ntar ditinggalkan!

"Puas banget ya meeting nya!"

Aku mengarah kesumber suara, yang berasal dari pintu sana. Ketika aku lihat, ternyata ada Sherli yang sedang berdiri melipat tangan didada.

"Gue heran deh ma elo Vasha! Pakai pelet atau apaan sih, buat Tarik laki-laki?" Vera salah satu rombongan Sherli ikut bicara.

Aku langsung menggelengkan kepala, "Kalian salah paham! Aldric cuma mau diobati aku karena dia ingin lemah lembut, bukannya dikasarin!" Aku nggak sudi banget deh dikata-katain pakai pellet atau apa. Kalau emang iya aku makai, lebih baik melet Jimin dari Korea sana.

"Duh duh! Jangan banyak pecitraan deh lo! Gue itu udah tau sikap asli lo kayak gimana. Murahan tau nggak!" Sherli menekan kata "Murahan"

Kesabaranku sudah habis, kini waktunya aku memberi Sherli pelajaran. Aku mendekat kearahnya dan nggak segan-segan langsung menamparnya, dengan tanganku yang polos ini.

"Tolong jaga omongan lo ya! Gue punya harga diri!"

Aku tak kuasa lagi, yang bisa kulakukan hanya menangis. Air mata kembali turun dipelupuk wajahku. Apakah aku memang sudah terlihat rendah? Berarti bukan dirumah saja aku dianggap bodoh? Menjadi diriku begitu sakit!

Aku akhirnya memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Mataku yang sudah berkaca-kaca kualihkan dengan senyuman keorang lain. Aku nggak tau akan melakukan apa sekarang. Ntahlah itu menenangkan diri dengan makan, melihat bias, atau melakukan tragedy beberapa hari yang lalu kembali.

Aku nggak sanggup lagi jalanin ini semua! Aku butuh seseorang untuk mengatasinya! Hidup memang kejam!

***

Terimakasih sudah menjadi pembaca setia DIFOME! SARANGHEO READERS!

By: Geochim💛

Different From Me [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang