Aku terduduk kaku mendengar teriakan Aldric barusan. Dia ngelihat dong, pas posisi aku sama Azmi nempel. Lantas, menyadari hal itu aku langsung melepaskan diri dari Azmi. Saat aku melihat kesekitar, semua orang memperhatikan kami.
"Ma-maaf!" aku menutup wajahku malu. Apa-apaan ini! Kesalku dalam hati.
"Hmm" Azmi sepertinya pura-pura tidak peduli dengen keadaan.
"Mereka udah nggak liatin kita lagi." bisiknya tepat ditelingaku, membuat bulu kudukku merinding.
Aku melepaskan tangan dari wajahku yang sempat menempel sesaat. Sudahlah, lupakan yang tadi, anggap saja iklan sejenak.
Karena masih merasa canggung, aku hanya diam membisu selama belajar. Walaupun ada beberapa hal yang ingin kutanya kepada Azmi, mengenai soal matematika. Tetapi, aku masih ragu untuk menatapnya.
Kami belajar tak terlalu lama dari biasanya, aku juga bosan dikeheningan ini, dan ingin cepat-cepat memeluk Kasur tercinta. Meratapi apa yang telah kulakukan tadi. Diluar perpustakaan, Udara dingin menerjang tubuhku. Sial! Aku malah nggak bawak jacket tadinya.
"Kita makan dulu yuk, Vasha." Azmi tiba-tiba bicara dahulu, selepas keheningan barusan.
"Dimana? Kantin sudah tutup." Jawabku yang memberanikan diri melirik matanya.
"Ikut aku!" Azmi tersenyum kecil, ia menyerahkan tangan kanannya.
Aku menyambut tangan itu dengan lembut. Ia mengenggamnya begitu erat. Lalu berjalanlah kami menjauhi perpustakaan, ketempat yang tak asing bagiku.
"Kita cabut?" tanyaku yang masih ragu melakukannya.
"Iya. Tenang, nggak bakal ketahuan kok."
Ya bukan masalah ketahuan nggak nya sih, masalah apakah diriku siap melewati tempat itu. Gerbang belakang asrama yang terkenal keangkerannya. Saking seramnya, satpam pun tak mau berjaga disini.
"Kalau masih ragu, kita balik aja."
"Eh, jangan! Ayo, tapi kawal aku ya!"
Azmi menganggukkan pandangan, ia tersenyum tipis. Hatiku meleleh, melihat Joshua kw saja seperti ini, apalagi bertemu yang asli. Mungkin aku akan masuk rumah sakit jiwa.
Kali ini aku diajari cara cabut oleh siswa teladan. Tetapi, uniknya siswa disini, setiap mereka kabur pasti akan kembali. Paling keluar cuman mencari Udara segar, atau makanan, seperti kami sekarang. Beda dengan mantan-mantanku sebelumnya. Baru sebentar putus, sudah ada yang baru, dekatnya kapan bambank?!
"Aww!!!" Aku mencengkram tangan Azmi kuat, karena merasa kesakitan.
Kakiku seperti ditusuk benda yang tajam, aku bisa merasakan darah mengalir begitu banyak. Azmi tak tinggal diam, ia membawaku ketempat yang lebih terang.
"Mau kemana?" aku menarik baju Azmi, membuat ia gagal berdiri.
"Nyari perban, dikamarku ada."
"Aku takut."
"Disini aman, aku segera kembali, janji." ia menepuk kepalaku pelan.
Aku tak bisa memastikan perasaanku kini. Antara sedih, takut, bahkan salah tingkah karena perlakuan Azmi. Namun, beberapa saat kemudian, semuanya menjadi hening, muncullah aura mistis yang terasa.
Kesunyian malam gelap gulita, dan keheningan selain suara jangkrik yang terdengar. Aku benci situasi ini. Dimana aku merasa kesepian, seolah-olah membawaku kembali kemasa lalu itu. Yang kulakukan hanya menekukkan kaki dan menempelkannya pada badanku.
Aku menangis kecil dibawah rembulan ini, isak tangisku begitu deras. Aku benci kepada diriku yang selalu menerima kepahitan.
"Hihihi"
Suara apa itu? Aku melihat kesekeliling tiada siapapun disini. Kenapa ujian malam ini begitu banyak?
Tunggu! Sepertinya ada hal tak beres. Suara yang mirip dengan kuntilanak itu terdengar sedikit parau. Apakah mbak kunti sudah berubah server menjadi mas kunti?
"Jangan main-main ya sama gue!"
"HIHIHI!!!"
Suara itu semakin deras. Awalnya aku sudah berusaha postif thinking, malah terkelabui. Bagaimana tidak, dihadapanku sudah ada bayangan putih, yang semakin lama semakin dekat kesini. Aku hanya bisa pasrah, akanku terima jika 'mereka' ingin menampakkan diri dihadapanku.
***
Jangan heran ya kenapa author lg sering2 update. Soalnya libur😁. Ayo kita berdoa agar saudar saudari kita yang dirangsang jerebu segera dihilangkan Tuhan. Amin...
By: Geochim💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Different From Me [ENDING]
Novela Juvenil{SUDAH TERBIT TERSEDIA DI ONLINE SHOP} Kisah seorang kpopers, bernama Vasha. Selalu merasa terbebani akan hidupnya. Dunia ini seakan kelam, saat keluarganya merendahkan. Sampai datang sosok lelaki, yang memuaskan hati Vasha Bersama oppa Koreanya. Mu...