DIFOME~25

94 25 1
                                    

Semua sudah berlalu, kehidupan memunculkan aura dimana aku benar-benar dimedan perang. Masalahku semakin terbelit-belit. Sementara diriku masih ketakutan menjerit. Ku tak kuasa mengendalikan ini semua.

Ku rasa diriku tak terkendali. Entah kapan aku sadar akan semua ini. Yang jelas, aku berpikiran masih kekanak-kanakan, meski sudah memakai baju putih abu-abu.

Ya! Semuanya pasti terkejut dengan kalimat barusan kan? Kini aku sudah SMA! Malahan bisa dibilang bakal tamat beberapa bulan lagi. Maaf, aku tak menceritakan kisahku beberapa tahun yang dulu. Sedangkan aku saja berusaha untuk melupakannya.

Berhubung kami lagi try out diawal Februari ini, atau tepatnya besok. Aku dan Azmi menyempatkan diri belajar bareng di perpustakaan. Walau kami sudah diasupi bimbel dan les.

Sebenarnya tempat ini sih nggak jauh-jauh amat bedanya sama sekolah SMP. Cuman pindah gedung belajar aja, asramanya masih menetap disana. Ya namanya juga sekolah satu yayasan.

"Vasha, kita udah aja deh belajarnya kalau kayak gini!" Dari suara Azmi terdengar bahwa ia sedang kesal.

"Loh? Katanya mau nambah jam?"

"Habis, lo sih nggak fokus mulu!"

Eits! Gimana mau fokus belajar pakai laptop. Tanganku gatel nih mau donlowad drakor! Heheh, sorry Azmi!

"Ya kalau gitu mending gue beres-beres!" Aku langsung bangkit dari duduk. Masih banyak waktu nyuri kesempatan nge drakor malam ini!

"Yang nyruh siapa?"

Aktifitasku terhenti ketika Azmi berucap lagi. Ni anak mau ngapain sih?! Lama-lama kesel juga aku jadinya!

Aku melirik wajah Azmi dengan wajah masam, "Kan elo!"

"Gue kan nyuruh selesai belajar! Bukan beres-beres pulang!"

MINTAK DITAMPOL NIH ANAK!

"DUDUK!" Perintahnya.

"CK!" Aku berdecak dan kembali duduk dibangku itu. Dia main perintah-perintah aja deh!

"Keluarin laptop lo! Ayo nonton!" Ajaknya. Aku terdiam sesaat.

Ini dia mau ngajak aku nonton film apa? Action? Sorry aja, aku nggak suka perang-perangan. Pokoknya dihatiku cuman Korea! Selain Indonesia maksudnya!

"Drakor!" Lanjutnya tersenyum lebar.

Apa? Ucapannya barusan tak bisa terkira. Aku nggak tau apakah ini mimpi atau gimana. Mungkin si Azmi sudah berubah menjadi fanboy. Kyaa! Nggak kebayang kalau khayalanku barusan terjadi.

Tanpa menunda waktu aku bersemangat mengeluarkan laptop ku kembali. Lalu mencari drakor apa yang lagi asik di timing gini. Hmm, kayaknya nggak usah drakor deh, mending film, tayangnya bentar. Tapi Azmi tau nggak ya aku bakal mutar film? Diakan mintak drakor.

Argh, lagian sama aja mah bagi orang, yang nggak kenal banget Korea. Apapun itu berbentuk acting mereka pasti bilangnya drakor. Maupun berepisode atau nggak nya.

Kemudian film yang kami tonton dimulai. Dari awalnya sih biasa saja, tapi lama kelamaan aku dan Azmi begitu menghayati alurnya. Bahkan aku sampai meneteskan air mata karena ceritanya terlalu menyentuh.

Ini adalah film pertama yang begitu tenang saat aku menontonnya, kan ditemanin sama Joshua kw. Dan ditambah ada adegan sedikit kekiri. Akhirnya mataku semakin terbelak ditengah kantuk berat ini. Ya kalian pada tau kali kalau perfilman Korea gimana, nggak usah diterangin lagi. Sedunia mungkin mengenalnya.

Oh ya, padahal kami besok ada try out pertama di SMA lhoh. Kok Azmi mau sih mengalihkan waktu belajarnya demi ini. Yah, bodo amat juga lah ya. Ntar kalau dipikir-pikir bisa stress aku lama-lama.

Kerena begitu menikmati semua ini, aku baru sadar waktu sudah menunjukkan jam sepuluh lewat malam. Artinya sudah lebih dua jam aku dan Azmi terdiam menyaksikan apa yang di laptop.

Ketika ending dari film muncul, menandakan sebuah akhir dari semuanya. Aku kembali membereskan barang-barangku. Dan Azmi ikut mengantarku untuk pulang ke asrama. Selama diperjalanan sih tak terjadi apa-apa.

Tapi, setelah Azmi pergi menjauh, tiba-tiba didalam baju, terasa ada sesuatu menjengkelkan. Membuatku tak nyaman, serasa geli berkeliaran disekitar perutku. Akibat penasaran aku membuka jacket bagian luar. Hingga menyisakan baju tipisku atau tank top.

Aku berjalan beberapa langkah ketempat yang terang, sekalian menuju teras kamar Seketika lewatlah sesuatu yang berjalan dari betisku hingga pergelangan kaki. Aku rasanya ingin berteriak melihat benda itu. KECOWAK! OMG! Aku phobia banget sama hewan ini.

"Vasha?"

Suara seseorang lelaki kudengar dari balik tubuhku. Aku melirik kebelakang, dan mendapati Aldric berdiri memakai jacket, menutup kepalanya dengan hoodie.

Lantas aku langsung menghalang ia dari tubuhku dengan jacket. Apa apaan dia ini? Bisa-bisanya nyuri kesempatan digelap gulita.

"Lo mau ngapain hah?" Aku mundur perlahan menjauhinya.

"Vasha tenang! Aku nggak bakal sentuh dan nyakitin kamu!" Perkataan anak ini tak bisa dipercaya. Buktinya, dia malah mendekat kearahku.

"Aldric pergi sana!!!" Aku berusaha mengusir si brengsek ini. Tapi nihil, semakin dikatakan, dia semakin menjadi, hingga menyisakan jarak setengah meter dari kami.

Aku hanya pasrah, tak berdaya apa yang akan dilakukannya. Ku harap dia masih memiliki batas pikiran, hingga sadar tempat.

"Vasha, laki-laki tadi itu dia licik! Jauhin anak itu, aku mohon!"

Dia ngomongin Azmi?

"Lo itu yang harusnya sadar diri! Udah jahat, ngasal ngatain orang lagi!" Protesku didepannya.

"Intinya, aku ngomong gini karena sayang kamu! Dah Vasha!" Ia berbiacara tepat ditelingaku, hingga nafasnya terdengar begitu lembut. Bahkan aku bisa merasakan bibir Aldric sedikit menempel.

EEEEH!!! TADI DIA BILANG SAYANG???!!!

Vasha ketika beranjak dewasa

Vasha ketika beranjak dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Makin cantik kan?😋❤

***

So teman-teman seperti biasa sibuk banget udah kelas sembilan gini. Maaf juga kemarin hiatus sesaat^_^

By: Geochim💛

Different From Me [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang