29. Why?

1.2K 312 66
                                    

Jaehyun menghentikan motornya di depan restoran ternama di Seoul -Dining in Space.

Hal pertama yang langsung Jaehyun lakukan adalah membantu Kaye turun dari motor.

"Ini jaket lo, makasih ya" Kaye menyodorkan jaket kepada pemiliknya.

"Anytime" Jaehyun meraih jaket itu dan memakainya.

Ada satu hal yang berhasil menarik perhatian Jaehyun saat dia sedang memakai jaketnya, yaitu mobil besar bewarna hitam yang terparkir cukup jauh darinya.

Setelah memperhatikan secara diam-diam, ternyata dugaan Jaehyun benar, mobil itu memanglah mobil Sehun. Dan yang lebih menariknya lagi, sang pemilik mobil sedang memantau mereka berdua dari dalam sana.

"Rambut lo acak-acakan" ujar Jaehyun yang terdengar sedikit random.

"Masa?" Kaye langsung menyentuh rambutnya.

"Hm, biar gue yang rapihin" Jaehyun tiba-tiba mengangkat tangannya dan membantu Kaye untuk merapihkan rambutnya.

"Nah, sekarang udah cantik" Jaehyun tersenyum lalu menepuk puncak kepala Kaye.

Kaye merasa sedikit bingung saat mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jaehyun, tapi dia memutuskan untuk tidak pikir lebih panjang lagi.

"Sip, gue masuk dulu" ujar Kaye setelah merasa tidak ada yang kurang. Jaehyun mengangguk dan kembali menaiki motornya. Tak lupa untuk memakai helm sebelum menyalakan mesin motornya.

"Kalau ada apa-apa telepon gue aja ya"

Kaye mengacungkan jempolnya tinggi. "Hati-hati"

Begitu sudah memastikan Kaye benar-benar sudah masuk restoran, Jaehyun langsung melajukan motornya meninggalkan restoran.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pegawai restoran.

Kaye tersenyum sopan, "Atas nama Hyekyo"

"Di lantai lima ya, silahkan naik lift yang ada di sebelah sana" ujar pegawai menunjukan lift di sampingnya.

"Terima kasih" jawab Kaye sebelum kembali melangkah.

Dengan hati-hati Kaye berjalan menaiki anak tangga. Tapi tiba-tiba detak jantungnya berdetak sangat cepat.

Awalnya Kaye juga heran, dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba jantungnya bisa berdetak secepat ini. Tapi semua pertanyaannya terjawab saat Kaye menghirup aroma maskulin yang tidak pernah berubah.

"Jangan bilang.." Kaye sengaja tidak melanjutkan kalimatnya, dia membalikan badannya ke belakang.

Benar. Kaye benar. Ternyata Sehun memang berada di belakangnya.

Kaye menatap tangan Sehun yang melayang di udara, dia mau nepuk bahu gue?

Sebut saja Kaye lebay, tapi aroma tubuh Sehun benar-benar membuat Kaye gila. Seketika dadanya terasa sesak, semua kenangannya bersama Sehun kembali berputar di pikirannya.

Kaye membuang napas panjang. Memberanikan diri untuk terus menatap Sehun dan menunjukkan jika dia baik-baik saja walaupun kenyataannya tidak sama sekali.

"Kam- eh, maksudnya lo..." ujar Kaye canggung. "Lo mau ngapain?"

Dengan cepat Sehun menurunkan dan memasukkan tangannya ke dalam saku. "Ga"

"Ga ada. Lupain" lanjut Sehun dingin.

Kaye tersenyum nanar. Barusan Sehun baru saja hendak menghampirinya, bukan? Lalu kenapa cowok itu bisa berubah menjadi es dalam sekejap?

Lifemates ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang