41. Promise

547 125 19
                                    

3 bulan kemudian...

Jungmun, Jeju

Kaye Point of View

Gue bisa merasakan jantung gue berdetak dengan tempo yang sangat cepat. Gue tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Jantung gue rasanya mau meledak.

"Nah, selesai" ujar si make-up artist.

Dia menepuk bahu gue dan mengusapnya hangat, menunjukkan senyuman terbaiknya. Gue pun memberanikan diri untuk mendongak dan menatap cermin besar yang berada di hadapan gue.

 Gue pun memberanikan diri untuk mendongak dan menatap cermin besar yang berada di hadapan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah gila Se, ternyata kerja keras lo selama ini ga sia-sia" puji Tita. Yup, Seon adalah make-up artist yang gue pilih.


Padahal, kalau di ingat-ingat dulu dia adalah orang yang paling tidak mengerti soal make-up. But who knows, seorang Seon yang dulu paling kudet kini bertumbuh menjadi seorang MUA terkenal. Lihat saja penampilan gue saat ini, bakatnya memang sudah tidak diragukan lagi.

"Aslinya," sambung Ava. "Kaye yang biasanya keliatan buluq kayak gembel sekarang jadi keliatan cantik gini" pujinya.

Gue mendengus, kalau saja gue sedang tidak memakai gaun ini, mungkin Ava sudah gue lempar ke pantai Jeju. "Lo mau ngehina atau mau muji?"

Mereka bertiga tertawa lepas. "At least dia ngomongnya langsung di depan lo" ujar Tita.

Dalam hati gue meng-iyakan. Selama hidup dua puluh lima tahun, gue tidak pernah bertemu orang sekonyol atau bahasa kasarnya segila Seon, Ava dan juga Tita. Tapi justru karena itu, gue jadi betah temenan dengan mereka.

"Wah, cantiknya kakak gue yang satu ini"

Gue menoleh, mendapatkan Lucas yang datang bersama mami. Sepertinya sebentar lagi acaranya akan dimulai.

"Bridesmade..." panggil mami dengan nada yang biasanya ia gunakan saat membangunkan gue.

Ava, Seon dan Tita menoleh.

"Yuk, acaranya udah mulai"

"Ini kok jadi gue yang deg degan ya?" tanya Ava sebelum berjalan mengikuti mami.

"Tau nih" sambung Seon yang baru saja membereskan peralatan make-upnya. "Yang nikah siapa yang gugup siapa"

Tita membungkukkan badannya sedikit agar bisa menyamai posisi gue yang sedang duduk di meja rias. Dia tersenyum melihat pantulan diri gue dari cermin. "Jangan gugup ya, cukup kita bertiga aja, lo ga usah"

"Iya Tita iyaa" balas gue membuat Tita tersenyum puas, menunjukan lesung pipinya.

"Awas aja" Tita kembali berdiri tegak, dia mengangkat gaunnya dan jalan menyusul Ava. "Dah~"

Lifemates ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang