The Skyfarm.
Salah satu resto trendi yang terletak di Yeongdeungpo-gu, Seoul. Resto ini dikenal dengan nuansa alam yang sangat memanjakan mata juga makanan yang sangat lezat. Tak heran jika resto ini selalu didatangi ratusan pengunjung setiap harinya.
"Disini?" Kaye bertanya pada Chanyeol saat merasa kecepatan motornya menurun.
"Yup" balas Chanyeol dengan suaranya yang berat. Dia menghentikan motornya, tidak lupa untuk menetralkan koplingnya.
"Bisa ga?" tanya Chanyeol saat melihat Kaye yang kesusahan untuk membuka helm.
"Bisa" jawab Kaye sangat yakin. Dia masih berusaha untuk membuka kaitan helm yang tiba-tiba terasa sangat keras itu.
Chanyeol mendengus. "Sini sama gue" ujarnya berjalan mendekat. Jangan salah paham, Chanyeol tidak berniat untuk melakukan sesuatu yang disebut dengan kesempatan dalam kesempitan. Tidak. Dia hanya ingin membantu.
Hanya dengan sekali tekan, Chanyeol berhasil membuka kaitan helm itu. "Masa gini doang ga bisa buka?" ejeknya lalu menyimpan helm itu ke dalam tas jaring-jaring yang sudah dia siapkan.
"B-berisik, Park Chanyeol"
"Ish ish ish galak amat" ucap Chanyeol sambil menggantungkan tas jaring di bagian depan motor. Begitu selesai dia langsung mengalihkan tatapannya menatap Kaye. "Sisir rambut lo, berantakan"
Sontak Kaye membuka tasnya untuk mencari sesuatu. Apa lagi kalau bukan cermin. Dengan tangan yang gemetar Kaye merapihkan rambutnya yang terlihat sedikit acak-acakan karena memakai helm.
Chanyeol menyenderkan tubuhnya pada motor kesayangannya itu, memperhatikan Kaye yang kini sedang memasukkan cermin ke dalam tas.
Sesuatu yang Chanyeol pelajari hari ini adalah, Kaye sangat pandai dalam melakukan poker face. Wajahnya terlihat sangat tenang, benar-benar tenang. Jika Chanyeol tidak melihat tangan Kaye yang bergetar, mungkin dia tidak akan sadar jika gadis itu sedang gugup.
"Udah ga usah takut, tante Hye bukan anjing helder kok" ucapnya berusaha membuat Kaye merasa lebih baik. Tapi sepertinya Chanyeol memilih kata yang salah karena pada saat itu juga Kaye langsung mengalihkan pandangannya menatap Chanyeol.
Kedua matanya terlihat... sendu.
"A-asal lo tau Cey, selama ini gue ga pernah di anggep" tuturnya sedikit terbata-bata.
"Walaupun gue udah berusaha setengah mati, gue tetep ga di anggep.."
Chanyeol menggaruk kepalanya, "Maaf" ujarnya merasa sangat bersalah. Dia tidak tau Kaye akan menanggapi ucapannya seperti ini. Chanyeol menegakkan badannya dan berjalan mendekati Kaye.
"Tapi percaya sama gue, kali ini semuanya bakal baik-baik aja kok" Chanyeol memberikan tepukan hangat pada pundak Kaye, meyakinkannya jika semuanya akan baik-baik saja.
"Go" Chanyeol memberi sedikit tenaga pada tangannya dan menepuk bahu Kaye pelan, menyuruhnya untuk masuk ke dalam. "Tante udah nunggu lumayan lama di sana"
Kaye menganggukkan kepalanya. Dengan perasaan tidak karuan dia memutarkan badannya dan jalan masuk ke dalam resto.
Suasana cafe yang terasa sejuk langsung menyambut Kaye begitu dia melangkahkan kakinya. Pemandangan disini terlihat sangat indah namun hal itu tidak menghentikan jantung Kaye yang berdetak sangat cepat.
Kaye terpaku saat melihat Shinhye yang sedang duduk di salah satu kursi disini. Tidak jauh, namun tidak dekat juga.
Dari sini Kaye bisa melihat jika Shinhye sedang menikmati secangkir teh sambil menikmati pemandangan di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifemates ✔️
Fanfiction"We loved each other, but bad tongue seperated us." -a sequel, read roommates first. Start : 31 March 2019 End : 24 July 2020 ©KayonnaMeida, 2019