3 |Tolong Kecilkan

715 100 42
                                    

🎵Iggy Azalea feat Rita Ora : Black Widow

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Kak, gw udah ketemu orangnya. Orangnya cantik sih. Tapi dia langsung nolak gw. Mending kakak banyak doa aja. Bentar lagi bakal ketemu. Dan kayaknya dia milih kakak jadi suaminya. Good luck, my bro 🤣🤣. Salam juga buat calon kakak ipar.
-Jun Bro-

Satu umpatan lolos di dalam batinnya. Jari-jarinya meremas benda segi empat yang masih menampilkan pesan singkat dari Junhui itu. Bagaimana bisa ia langsung menolak adik laki lakinya? Bukankah Junhui salah satu mahasiswa populer di kampus? Sebenarnya apa yang sedang perempuan itu pikirkan sampai menolak adiknya? Apa karena harta? Sehun dan Junhui juga akan menerima warisan yang sama yaitu rumah sakit. Ia dan Junhui juga sama sama berprofesi sebagai dokter meskipun adiknya masih menjalani pendidikannya. Semua pertanyaan itu secara otomatis langsung meluncur memenuhi otaknya sesaat setelah dirinya selesai membaca pesan adiknya.

Sehun mengerang frustasi dan lantas memasukan ponselnya ke dalam kantong sneli. Otaknya sudah mulai merasa tegang karena terus menerus memikirkan semua hal tentang perjodohan dari semalam. Sehun tidak menyangka jika mamanya itu akan menyuruh putera-puteranya menikah dengan salah satu perempuan pilihannya. Sebenarnya ia tidak heran, mungkin karena mamanya khawatir jika saja ia menjadi perjaka tua. Tapi yang menjadi keganjilan bagi Sehun kenapa mamanya begitu memaksa kedua puteranya untuk bersama perempuan itu. Bahkan puteranya seperti tidak memiliki hak suara dalam mengutarakan penolakan. Sepertinya mamanya begitu berambisi untuk menjadikan perempuan sebagai menantu di keluarganya. Sebenarnya apa kelebihan perempuan itu?

Sehun mendorong pintu ruangannya dan segera menghempaskan bokonyanya ke atas permukaan kursi kerja. Ia juga sengaja menyandarkan kepalanya ke bantalan kursi agar urat di tengkuknya bisa merilekskan kepalanya yang berdenyut. Matanya siap terlelap tapi kembali terbuka dan melirik jam di atas meja.

"Masih setengah jam lagi buat makan siang. Cukup buat istirahat sebentar sebelum ketemu perempuan itu"

***

Sana baru saja sampai di pelataran rumah sakit dengan papan nama yang menuliskan Cinta Kasih di depannya. Beberapa orang terlihat berlalu lalang di pintu masuk. Memang rumah sakit yang akan ia kunjungi salah satu rumah sakit swasta yang sukses. Pelayanannya saja sudah distandarisasi secara internasional. Jadi tidak heran jika banyak orang yang menaruh kepercayaan dalam hal kesehatan pada rumah sakit ini. Dan hebatnya lagi adalah rumah sakit ini milik calon keluarga suaminya. Apa? Calon suami? Sana sepertinya sudah terlalu sesumbar. Tapi memang itu nyatanya, karena Nyonya besar keluarga Wijaya--sang pemilik rumah sakit begitu menyukainya. Jadi bolehkan Sana sedikit congkak?

Sana meraih kaca spion di dalam mobil untuk menyorot bibirnya yang mulai terlihat pucat. Ia merogoh ke dalam tas untuk mencari benda tabung yang selalu sengaja ia bawa kemana mana. Setelah ia mendapatkannya, tangannya segera bergerak lincah mengusapnya ke permukaan bibir dan seketika bibirnya berubah merona merah menggoda. Tidak lupa pula Sana merapikan dress yang ia kenakan sebelum akhirnya keluar dari mobil.

Sana melangkah dengan suara heels yang terdengar kontras di telinga. Kakinya yang jenjang langsung membius beberapa pasang mata yang reflek melihat ke arah dirinya. Tapi Sana tidak peduli dan tetap mengabaikannya. Ia menghampiri meja resepsionis dan langsung menanyakan keberadaan ruangan dokter spesialis bedah. Setelah salah satu perawat menjawab, Sana segera melanjutkan kembali perjalanannya.

Akhirnya Sana sampai di koridor yang terlihat begitu ramai dengan beberapa pasien yang mengantri. Ternyata disana adalah koridor khusus untuk semua ruangan dokter spesialis. Jadi jangan heran jika banyak pasien disana.

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang