10 |Dia Ular bukan Anjing

757 94 35
                                    

🎵Rihanna : Where Have You Been

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Kaki jenjang Sehun reflek menginjak rem setibanya ia di area kampus Sana. Sana memutar bola matanya karena kesal harus terhenyak kaget di kursi akibat ulah suaminya itu. Matanya melirik tajam tanda tidak suka ke arah suaminya tetapi yang dilirik tidak begitu menggubris.

"Suka ya bikin istrinya jantungan? Biar cepet mati muda terus jadi duda keren? Iya?"

Sehun menghela napas berat karena jengah dengan ocehan Sana yang memang sedari subuh tidak berhenti, bahkan selama perjalanan istrinya itu seakan tidak memberi ruang untuk dirinya bernapas barang sejenak.

"Saya sudah telat. Kamu yang bangun kesiangan tetapi Kamu juga yang ngomel ngomel. Saya ini ada jadwal operasi jam 7, tapi gara gara Kamu yang males semua jadwal Saya jadi berantakan" omel Sehun akhirnya.

"Suami kok malah ikutan ngomel. Kan Suami juga yang matiin alarm di hpnya Istri, ya jadi Suami juga salah dong"

Oke bagian itu memang Sehun mematikan alarm di smartphone Sana karena suaranya yang super bising dan menyakitkan telinga tapi perempuan berstatus istrinya itu tidak terusik sama sekali. Tapi bodohnya lagi kenapa Sehun malah lanjut tidur?

"Oke oke terserah Kamu. Mending Kamu sekarang turun biar Saya gak semakin telat" usir Sehun cepat.

Sehun segera turun dari mobilnya dan membuka pintu untuk membiarkan Sana turun. Sana ternyata turun dengan membawa sneli Sehun yang memang sedari tadi berada di pangkuannya.

"Nanti Istri pulang ke hotel sendiri berarti?"

"Hmmm" jawab singkat Sehun.

"Sini Istri pakein snelinya" titah Sana yang disambut anggukan oleh Sehun. Sana mengukir senyum tipis di bibirnya karena melihat suaminya yang ternyata patuh pada dirinya.

"Jangan lupa makan ya Suami. Nanti kalo Suami sakit siapa yang jagain Istri. Terus matanya tolong dijaga, masa udah punya Istri yang aduhai bagai biduan gini masih kurang"

Sehun memincingkan mata dan memperhatikan lekuk tubuh Sana dengan seksama, "bagian mana yang aduhai? Perasaan tipis gini?" Bisik Sehun.

"Oke, kalo gitu nanti malem dibedah bareng-bareng biar suami tahu kalo sebenernya gak tipis tipis banget. Ada beberapa spot yang menonjol" goda Sana tidak mau kalah.

"Boleh juga usulan Kamu. Nanti malam kita praktek bedah"

"Ya udah cepetan berangkat. Katanya tadi telat mau operasi pasien"

Sehun menepuk jidat dan siap melangkah dari hadapan Sana untuk segera bergegas pergi tapi pergerakannya berhenti karena lengannya ditahan oleh Sana, "Tunggu, dulu dong Suami"

"Kenapa lagi?"

"Mana kissnya? Masa istrinya gak di kiss sih?"

Sehun menggeleng-geleng tidak habis pikir dengan istrinya, tapi ia tetap kembali ke hadapan Sana dan memberi kecupan kilat di pipi istrinya. Ternyata Sana juga tidak mau ketinggalan, ia juga mendaratkan bibirnya di permukaan bibir Sehun cukup singkat.

"Hati hati ya Suamiku, jangan lirik lirik yang lain. Inget Istri"

"Iya. Sudah sana pergi. Saya juga mau pergi"

"Suami aja duluan pergi"

"Ya udah Saya pergi"

"Iya Suami"

Setelah Sehun benar benar pergi meninggalkan kampus Sana, seketika itu pula suara teriakan histeris sahabat sahabat Sana menggaung di telinganya. Sana tersenyum puas. Jiwa congkaknya bergetar setelah ia dengan sengaja memajang wajah suaminya yang tampan rupawan beberapa saat di kawasan gedung fakultasnya. Rasa percaya diri Sana benar benar tidak punya tandinga. Ia begitu senang menebar keirian dan kedengkian di jiwa jiwa lemah seperti sahabat sahabatnya.

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang