5 |Jangan Ada yang Tersisa

770 104 32
                                    

🎵Kehlani : Gangsta

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Sehun menutup pintu mobilnya kencang kencang. Wajah kusutnya terlihat jelas di sisa hari ini. Sneli yang biasa ia sampirkan di sandaran kursi mobil dengan rapi, kini malah berakhir di kursi penumpang karena dilempar. Sebelum menghidupkan mesin mobil, Sehun lebih dulu meraih ponselnya. Jarinya bergerak mengusap layar untuk mencaei nama adik laki-lakinya. Setelah ia menemukannya ia cepat cepat menekan ikon berwarna hijau dengan gambar telepon. Tidak beberapa lama suara Junhui terdengar di ujung sambungan.

"Kamu masih ada di kampus?"

"Ada acara kampus?"

"Jadi anak manajemen juga ikutan?"

"Pasti ada Sana disanakan?"

Semua pertanyaan yang Sehun utarakan memang bertujuan untuk memastikan apakah ia masih bisa pergi ke kampus di jam jam sore seperti sekarang. Ia ingin bertemu dengan Sana sekali lagi dan akan memberi penawaran lain agar acara perjodohannya batal. Ia harap nanti malam Sana akan berubah pikiran dan tidak memilih dirinya sebagai calon suami.

Setelah mendapat informasi, Sehun bergegas pergi meninggalkan area rumah sakit. Suasana macet langsung menghadang perjalanannya. Sampai akhirnya Sehun membutuhkan waktu hampir empat puluh lima menit untuk sampai di area kampus. Tapi lagi lagi Sehun harus mengantri hanya untuk masuk ke kawasan kampus karena acara yang dibuka untuk umum. Sehun mengetuk-ngetukan jari-jarinya di setir seraya menunggu mobilnya kembali berjalan.

Sehun memarkirkan mobilnya di salah satu bagian kosong. Ia lantas meraih beberapa item penting yang harus ia bawa, seperti ponsel dan dompet baru setelahnya ia meninggalkan kursi kemudi.

Langit mulai berubah warna menjadi orange. Tapi kampus semakin padat dengan pengunjung. Apalagi saat kaki Sehun sampai di stand stand bazar yang memang sengaja didirikan sebelum menuju panggung musik. Sambil berjalan Sehun menoleh kanan dan kiri, berusaha mencari sosok Sana. Tapi ia tidak kunjung menemukannya. Malah sekarang ia yang menjadi pusat perhatian. Beberapa orang yang berpapasan dengan dirinya pasti berakhir dengan bisik bisik. Sehun tahu mereka membicarakan dirinya. Apalagi dirinya yang datang dengan pakaian formal kemeja. Mungkin ia lebih terlihat tampan sekarang.

"Sana, liat ada cowok ganteng tuh. Parah gak sih? Cowok pelukable banget"

Sayup sayup Sehun mendengar bisikan menyebut nama perempuan yang ia cari sedari tadi. Seketika Sehun reflek menoleh. Sosok Sana berdiri tidak jauh dari dirinya. Rambut Sana kini diikat dengan gaya kuncir kuda dan menampilkan tengkuknya yang mulus. Gaya berpakaiannya juga terlalu mengundang. Mengundang kaum adam untuk terus menerus menatap ke arah dirinya. Seperti Sehun sekarang yang hanya diam tak bergeming dan cuma bisa meneguk ludah, menahan hasrat laki-lakinya.

"Sana!" Panggil Sehun ke arah Sana. Seketika mata Sana membulat sempurna. Senyum semringah langsung terlukis di bibir tipisnya. Sekarang kakinya bergerak cepat menghampiri Sehun.

"Kakak cakep, ngapain kesini? Mau nyamperin Junhui atau mau nyamperin calon istri?" Tanya Sana antusias.

Sehun tidak langsung menjawab pertanyaan perempuan yang sekarang tengah menengadahkan kepalanya menatap dirinya. Sekarang Sehun malah terlalu risih dengan tatapan orang orang yang langsung tertuju pada dirinya. Tapi sepertinya Sana tidak terlalu peduli dengan keadaan, buktinya perempuan itu tetap fokus padanya.

"Saya mau bicara sama Kamu. Tapi enggak disini. Terlalu rame" jelas Sehun.

"Ya udah ayo. Mau di hotel mana?"

Sehun membelalakan mata terlalu terkejut karena pertanyaan dari Sana. "Kamu sudah gila ya? Ngapain ke hotel?" Pekik Sehun.

"Mungkin aja adeknya belum tidur yang tadi" bisik Sana lirih tapi masih bisa di dengar oleh Sehun.

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang