45 |Teman Bahagia

587 75 20
                                    

🎵 Jaz : Teman Bahagia

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Semenjak Sana memutuskan untuk kembali ke apartemen dan tinggal bersama Sehun, ART yang sebelumnya telah ditugaskan Kirana untuk membantu Sana pun ikut kembali. Bi Asih begitu cekatan mempersiapkan sarapan pagi ini. Sejak subuh, Bi Asih sudah bangun mempersiapkan semuanya meskipun si empunya tempat tinggal tak kunjung bangun. Sehun masih tertidur pulas dengan tangan memeluk tubuh Sana. Tangan itu melingkar erat seakan takut Sana bergerak pergi lagi darinya. Tapi nyatanya Sana begitu nyaman dan membalas pelukan hangat suaminya. Rasa nyaman itu membuat Sana enggan untuk bergerak dari posisinya.

Suara alarm berbunyi dan membuat Sana menggeliat mencari ponsel milik suaminya. Tangannya sigap mematikan suara berisik itu. Badannya kembali ia rebahkan di samping Sehun. Wajah Sehun masih saja terlelap begitu tenangnya. Seutas senyum tipis tampil di bibir Sana. Lalu kecupan ia daratkan di bibir suaminya itu.

"Suami, bangun. Nanti Suami telat" bisik Sana lembut di samping telinga Sehun. Sehun hanya menggeliat malas dan malah menarik Sana untuk kembali ke pelukannya. Sehun menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sana yang hangat dan bergumam tidak mau.

"Ayo bangun. Pak dokter gak boleh males"

"Gak mau Sana. Dingin" Sehun terus menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Sana sampai Sana menggeliat karena geli. Sebelah tangan Sehun kemudian mengusap ngusap perut Sana yang semakin membuncit.

"Kenapa dielus elus? Pengen hamil juga?" Tanya Sana karena Sehun yang terus mengusap ngusap perutnya dan terus bergumam tidak jelas di telinganya.

"Sayang, perut Kamu bikin Aku gak bisa leluasa meluk Kamu"

"Ya mau gimana lagi. Kan Suami juga berkontribusi dalam pembuatannya"

"Ayo cepet besar terus kasih ke Mama biar di rawat, habis itu kita seneng seneng berdua aja. Aku mau kita dusel dusel berdua tanpa takut ada yang kegencet"

"Suami takut perutnya kegencet"

Sehun menatap wajah Sana lalu mengangguk cepat. "Setiap saat kalo mau meluk Kamu" Sehun kembali memasukkan kepalanya ke ceruk leher Sana. Ia begitu manja pagi ini.

"Tapi sekarang Kamu keliatan tambah seksi. Ini tambah besar terus yang inu juga" tangan Sehun mulai nakal yang semula meraba perut kini beralih meremas dua payudara Sana beegantian.

"Gak usah gini tangannya" Sana memukul tangan Sehun untuk berhenti meremas dua gunung kembarnya. "Mending Suami bangun terus mandi. Habis itu siap siap kerja"

"Gak mau. Aku hari ini ngambil libur"

"Kenapa kok mau libur? Harus masuk. Banyak pasien yang lagi nungguin Suami di rumah sakit. Gak boleh males" protes Sana pada suaminya yang masih saja bermalas malasan di sampingnya.

"Mau berduaan sama Kamu di atas kasur. Mau ikut bed rest"

"Ih, mana boleh kayak gitu. Kalo Suami disini juga, Istri yakin gak ada yang namanya bed rest. Udah Suamu kerja aja"

"Gak mau. Aku mau disini aja Sana. Aku mau meluk Kamu kayak gini. Enak anget plus empuk"

Sana memutar bola matanya karena sedikit kesal dicampur gemas dengan tingkah Sehun. Baru pertama kali Sehun menunjukan sikap manjanya di hadapan Sana. Sana tidak tahu harus menanggapinya seperti apa. Sepertinya sikap Sehun yang normal jauh lebih baik untuknya.

"Ya udah terserah Suami aja. Yang penting sekarang kita sarapan dulu. Istri laper banget"

"Siap kanjeng ratu" Sehun bangkit dengan sekali gerakan dengan posisi hormat. Sana sedikit terkejut kemudian tertawa.

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang