25 |Sebuah Prolog Cerita

668 93 20
                                    

🎵Sheila On 7 : Kita

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Semua anggota keluarga Wijaya sudah berkumpul di meja makan termasuk Sana. Mereka saling mengobrolkan keadaan Sana yang kini sedang hamil. Kirana yang tidak berhenti cerita tentang kepanikan yang tadi ia rasakan sedangkan semuanya menimpali dengan sesekali tertawa.

"Waktu nemu Sana udah tidur di kamar mandi. Papa tau, Mama udah kayak mau mati berdiri Pa. Kayaknya kalo digorok Mama udah gak ada darahnya Pa saking takutnya"

"Eh si tiang bendera pake gak bisa di telepon. Kan tambah emosi Mama"

Suara tawa kembali riuh membahana meja makan. Hingga semuanya berhenti tertawa saat sosok Sehun baru saja tiba di rumah.

"Sehun pulang"

"Suami. Ayo makan"

Sehun menoleh pada Sana dan anggota keluarganya, lantas ia menggelengkan kepala.

"Enggak, Saya gak laper. Kamu makan aja sama Mama sama Papa"

Sana berdiri kikuk karena ternyata Sehun tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia kira Sehun akan pulang dengan keadaan yang sudah baik baik saja. Nyatanya Sana masih diabaikan olehnya.

"Udah San, gak usah ngurusin tiang bendera. Sini makan bareng. Kasih makan yang banyak biar nanti anaknya kayak buntelan mochi, kenyel kenyel ngangenin"

Sana memperhatikan beberapa piring berisi lauk dan semakok besar nasi. Rasa laparnya hilang seketika saat melihat sikap Sehun tadi.

"Ma, Sana makan di kamar aja ya sama Sehun. Kasian Sehun. Pasti dia belum makan"

Kirana melihat Sana dengan perasaan miris dan jengkel sekaligus. Miris melihat menantunya yang seharusnya senang karena berita kehamilannya dan jengkel karena anak sulungnya yang tidak tahu diuntung.

"Iya Sayang, boleh kok"

"Bi bawain lauk pauknya ke kamar Sehun"

"Enggeh Buk"

Setelah asisten keluarga Wijaya sudah selesai menempatkan beberapa lauk di piring Sana segera pamit pada papa dan mama mertuanya.

"Ma Sana ke atas dulu ya"

Sana segera beranjak pergi menuju kamarnya. Sesampainya ia di depan pintu, ia langsung membukanya. Sana melihat suaminya yang kini sudah duduk di atas kasur seraya membaca buku.

"Suami makan yuk"

Sehun menoleh pada Sana yang masih berdiri di ambang pintu dan sedikit menelengkan kepala, melihat asisten rumahnya.

"Bi, taruh dimeja sana aja" timpal Sehun pada asisten rumahnya.

"Enggeh Mas"

Setelah asisten rumah itu menaruh makanan di meja yang ditunjuk Sehun, ia segera pamit pergi. Akhirnya hanya tinggal Sehun dan Sana sekarang. Keadaannya langsung hening seketika.

"Mana makanan Kamu?"

"Yang ini"

Sehun mengambil makanan Sana dan langsung membuangnya. Sana yang melihat itu hanya membeo tidak mengerti dengan kelakuan suaminya.

"Kok makanan Istri di buang?"

"Ini apa?"

"Jus mangga" jawab Sana dengan rasa jengkel.

Sehun langsung membuangnya ke westafel kamar mandi.

"Ih, Suami kenapa sih? Kok semua punya Istri dibuang?"

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang