26 |Pemilik Aset

656 95 19
                                    

🎵Ed Sheeran : Sing

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Pagi hari di rumah keluarga Wijaya tidak ada yang spesial. Kicauan burung hanyalah fiktif belaka. Hanya terdengar suara tukang sayur yang sering berteriak menjajakan dagangannya. Tapi pagi hari ini berbeda. Sana membangungkan semuanya dengan morning sickness pertamanya.

Sana sudah berusaha menahan rasa mualnya, tapi tetap saja ada rasa ingin memuntahkan seuatu. Indera penciumannya seakan menjadi lebih peka pada bau-bauan yang sebelumnya biasa saja. Entah bau apa yang membuatnya mual. Otaknya sulit berpikir apalagi mengindetifikasinya.

"Sayang, coba ditahan. Jangan mikir pengen muntah" ucap Sehun dari ambang pintu kamar mandi.

"Gak bisa" jawab Sana cepat sebelum kembali berusaha memuntahkan sesuatu.

"Sana" panggil Sehun setelah berpindah tempat, menjadi lebih dekat dengan istrinya.

Sana menoleh, tapi malah langsung berpaling dan kembali mual.

"Suami bau. Jauh jauh. Suami bau" teriak Sana berulang kali dengan posisi kepala menghadap westafel.

"Hah, Gue bau? Padahal Gue udah mandi tadi shubuh"

"Apanya yang bau. Saya kan udah mandi"

"Jauh jauh dari ist... HOEK!"

Sehun menggaruk tengkuknya, merasa heran dengan permintaan istrinya. Padahal Sehun sudah berpenampilan rapi, siap berangkat ke rumah sakit tapi istrinya malah mengatakan bahwa dirinya bau. Sehun rasa tidak ada yang salah dari dirinya. Ia juga berpakaian dan berpenampilan seperti biasanya, tidak ada yang ia rubah sama sekali.

"Suami bau. Jauh-jauh" mata Sana berkaca kaca sudah siap menangis.

"Stop stop. Jangan nangis ya Sayang. Saya yang bau. Saya keluar kalo gitu"

Sehun mengalah dan memilih pergi dari area kamar mandi, meninggalkan Sana seorang diri disana.

"Gimana menantu Mama Hun?"

"Gak tau Ma. Sehun pusing. Masa Sehun dibilang bau. Padahal Sehun udah mandi"

"Jangan jangan dia alergi Kamu Hun. Kan ada tuh yang waktu hamil gak mau deket deket sama suaminya gara gara bawaan bayi"

Kedua alis Sehun mengerut menyatu, tidak paham dengan ucapan mamanya. Rasanya tidak masuk akal dengan otaknya yang sudah ia beri ilmu kedokteran selama ini. Sejak awal kuliah sampai sekarang Sehun menjadi spesialis meskipun bukan spesialis kandungan, para profnya tidak pernah mengajari tentang hal yang dibicarakan mamanya. Tapi jika itu benar benar ada, tamatlah Sehun.

Sehun tidak akan menyentuh Sana selama tiga bulan? Ditinggal istrinya dua hari saja membuat adiknya meronta ronta mencari pawangnya. Apalagi tiga bulan. Bisa-bisa adiknya kembali menjadi pribadi yang culun dimana hanya berkawan dengan sabun kamar mandi. Sehun tidak bisa membayangkannya. Sehun tidak mau kembali ke masa masa sulit seperti dulu. Sehun tidak ingin adiknya merasa rindu dengan terowongan cinta yang biasanya ia lewati.

"Kenapa Kamu malah bengong sih?" Kirana mencubit pipi putranya karena gemas ditinggal melamun.

"Mama tolong urusin Sana ya. Sehun tiba tiba ada urusan mendadak"

"Heh, Hun Kamu mau kemana? Sana gimana?"

"Please Ma, urusan Sehun ini mendesak. Demi kelangsungan hidup seorang laki laki"

"Hah?! Maksud Kamu apaan sih?"

"Udah deh Ma. Mama gak akan ngerti. Sehun pergi dulu. Assalamualaikum"

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang