47 |Celah Masuk

596 74 15
                                    

🎵Rixton : Me and My Broken Heart

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Suara alarm berhasil mengusik lelap Sehun. Tangannya bergerak cepat meraih ponselnya dan mematikan suara yang semakin lama semakin nyaring itu. Setelah suara alarm berhenti, mata Sehun terbuka memandangi sekitar yang remang. Cahaya matahari mengintip dari celah celah gorden jendela kamarnya yang masih tertutup. Sehun kemudian menoleh ke samping, memeriksa Sana yang masih tertidur begitu tenang. Tangannya masih melingkar memeluk Sehun.

"Sana, bangun. Sudah pagi" bisik Sehun seraya menyelipkan beberapa helai rambut Sana ke balik daun telinganya. Sana cuma bisa menggeliat dan semakin meringkuk mendekat pada Sehun. Matanya mengerjap ngerjap lalu terbuka secara perlahan. Meskipun belum seratus persen sadar Sana sudah tersenyum manis saat bayangan samar wajah Sehun tampil tepat di hadapannya.

"Selamat pagi Suami" ucap Sana lalu mengecup pipi Sehun. Sana kembali menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Sehun mencari kehangatan di tengah suhu ruangannya yang dingin.

"Selamat pagi Sayang" balas Sehun seraya mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping. Mensejajarkan badannya dengan Sana. Tangannya meraih tubuh Sana, membawanya agar lebih dekat dengannya. Memeluk saling menyalurkan kehangatan.

"Mau bolos lagi?"

"Enggak lah. Bisa bisa nanti Aku dipecat jadi anak keluarga Wijaya"

"Yaudah cepetan bangun terus siap siap"

"Masih mau meluk Kamu sama baby"

Sehun melirik ke arah perut Sana yang sudah membuncit membuat renggang di tengah posisi memeluknya.

"Udah Suami. Nanti Suami telat. Ayo bangun. Kemaren kan udah puas di kasur terus"

Sehun melihat wajah Sana dengan tatapan datar sedikit merajuk. Tapi pada akhirnya Sehun bangkit untuk bersiap siap pergi ke rumah sakit. Sana pun ikut bangun, berjalan pelan menyiapkan segala keperluan suaminya. Semua kegiatan pagi mereka berlangsung empat puluh lima menit lamanya. Itu semua sudah mencakup sarapan. Dan sekarang Sehun berdiri di ambang pintu, berpamitan pada Bi Asih untuk menjaga Sana selama ia pergi. Sehun juga tidak lupa mengecup kening dan perut buncit istrinya dengan khidmat meskipun ia tahu istrinya itu belum mandi.

"Kalau butuh apa apa, kasih tahu Bi Asih. Tapi kalau Bi Asih gak bisa tanganin, Kamu bisa chat Mama. Oke?"

"Oke Bos"

"Aku berangkat ya"

"Iya Suami. Hati hati di jalan"

***

Suara gebrakan di pintu ruang kerja Sehun seakan tidak mengusik kegiatannya. Sehun hanya melirik sekilas dan memastikan siapa yang datang. Sesuai dugaannya, sosok yang datang adalah Chanyeol.

"Assalamualaikum wahai pemilik Rumah Sakit. Sudah puas liburnya?"

"Puas lah, kan udah beristri. Jadi di atas kasur ada kerjaan"

"Astaghfirullah. Tidak baik mencemooh rakyat jomblo. Kami ini sedang berjihad"

"Bacot amat Lo Yeol. Sok sokan ngomong jihad. Habis minum air zamzam Lo ya? Apa habis wudhu? Kosakata Lo udah macem kena cermahan majelis ta'lim ibuk ibuk kompleks"

"Tapi habis ini Gue kagak jomblo sih"

"Emang udah siap siap ngelamar Wendy"

"Yap. Gue udah ngomong sama ortunya malah. Gue juga mau ngajuin cuti soalnya Wendy mau graduation. So, Gue sama keluarganya Wendy bakal terbang ke Aussie. Mungkin bakal ngelamar dia disana"

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang