2 |Kandidat Pertama

672 94 31
                                    

🎵Katy Perry : Hot N Cold

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

"Ini Sana?"
.
"Eh iya, ini Sana. Maaf ini siapa ya? Soalnya nomer baru"
.
"Sana, ini tante Kirana"
.
"Oh Tante Kirana. Iya ada apa ya Tan?"
.
"Kamu beneran mau kan sama anak tante?"
.
"Hmmm... gimana ya Tan?"
.
"Kamu boleh milih deh mau yang mana. Mau Sehun, anak pertama tante atau mau Junhui, anak kedua tante. Semuanya dokter kok dengan warisan rumah sakit"
.
"Oke oke Tante nanti Sana pikirin dulu"
.
"Kamu bisa ketemu Jun di kampus, besok dia ada di kampus dari pagi Sayang. Kalo Sehun Kamu bisa ketemu di rumah sakit Cinta Kasih. Dia dokter spesialis bedah. Ruangannya ada di lantai tiga"
.
"Oh, oke Tante"
.
"Ya udah, besok Tante tunggu kabarnya. Pokoknya Kamu pasti lolos masuk keluarga Wijaya. Asalkan gak milih suami tante aja. Hahahahaha"
.
"Siap Tante"

Sana menatap layar ponselnya yang kembali menampilkan wallpaper potret dirinya. Merenung sejenak mengenai ucapan sahabat mamanya itu. Apakah iya benar benar akan menikah? Apa keluarga Wijaya yang terhormat itu tidak malu menerima dirinya yang sebenarnya tidak benar benar anggun dan feminim layaknya perempuan pada umumnya? Kenapa harus Sana? Padahal sahabat mamanya itu baru sekali bertemu dengan dirinya dan beberapa bulan setelahnya malah mendapuk Sana sebagai menantu keluarganya. Sana yakin sekarang kedua anaknya sedang memaki maki dirinya karena rasa tidak suka mereka yang langsung meruncing siap menusuk dirinya kapan saja. Sebenarnya apa kelebihan dirinya sampai perempuan yang ia panggil tante Kirana itu bisa begitu menyukainya? Bahkan Sana saja belum lulus menjadi sarjana.

Sana menghela nafas panjang dan memilih untuk membaringkan tubuhnya yang tiba tiba merasa lelah karena terus berpikir dengan masalah perjodohan ala ala sosialita mamanya itu. Kedua matanya menerawang menembus langit langit kamar membayangkan dirinya yang seakan sedang berada di luar ruangan dengan beberapa bintang sebagai objek pandangnya. Sana sebenarnya tengah khawatir apa dari kedua laki laki yang diajukan oleh Kirana akan menggugah seleranya? Sana lebih tidak suka mendengar sebuah nada kecewa. Lebih baik ia mendengar kabar duka daripada harus mendengar orang yang kecewa.  Apalagi Kirana tadi seperti begitu mengharapkan Sana berada di tengah tengah keluarganya. Bahkan wanita itu mempersilakan dirinya untuk memilih antara kedua putra kesayangannya. Ya Tuhan, Sana benar benar pusing untuk sekedar memikirkan hal ini.

Sana mengambil jam weker di meja nakas sebelah kasurnya. Jam masih menunjukan pukul delapan malam, tapi ia merasa saat ini adalah waktu tidur baginya karena ia sudah terlalu lelah dan ingin segera mengakhiri semuanya. Sampai akhirnya Sana mengatupkan kedua matanya, menutup ceritanya hari ini.

***

"Hyo, ikut Gue ke Fk yuk" Sana menghampiri salah satu sahabatnya yang sekarang sedang duduk di salah satu meja kantin fakultasnya.

"Ngapain Lo ke FK? Mejeng?" tanya Jihyo sedikit memincingkan matanya penuh selidik.

"Udah Lo ikut Gue aja. Nanti kalo urusan Gue udah jelas, Lo jadi orang pertama yang bakal Gue ceritain" Sana masih terus berusaha Jihyo untuk mau menemaninya menuju fakultas kedokteran tempat salah satu anak Kirana berada. Yap, itu calon suaminya kandidat pertama.

"Iya iya, Gue anterin. Tunggu mau ngeshut down laptop dulu Gue"

Setelah Jihyo selesai membereskan barang barangnya, Sana lantas menarik lengan sahabatnya untuk segera bergegas. Ia mendorong masuk Jihyo ke dalam mobil ford fiesta miliknya. Kenapa Sana sampai menggunakan mobil untuk menuju fakultas kedokteran? Karena memang jauh. Bisa bisa kalo mereka berdua jalan, kaki keduanya jadi berkonde karena terlalu lelah. Tanpa aba aba, Sana langsung menancap gas meninggalkan area parkir fakultasnya.

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang