24 |Freezer ASI

719 83 18
                                    

🎵Tiffany Young feat BabyFace : Runaway

Hayo calon bu dokter mana vote dan komennya 😌😌😌
================================

Semenjak malam penggrebekan dua hari lalu, Sehun masih belum menyapa istrinya. Rasa kesal karena dikhianati membawa mulutnya tertutup rapat hanya untuk menegurnya. Bahkan saat Sana baru saja pulang, Sehun acuh tak acuh. Ia hanya pura pura mengikuti alurnya dimana bersikap sewajarnya tanpa memberi rasa curiga pada anggota keluarganya.

"Suami..." panggil Sana pelan di pagi buta. Sepertinya ia terbangun tiba tiba, entah karena apa. Sehun masih terlelap dalam tidurnya tapi ia mendengar panggilan lirih dari istrinya itu, meskipun begitu ia tidak peduli.

"Suami..."

Sehun kembali mendengar Sana memanggilnya lagi. Tapi Sehun tetap tidak bergeming, padahal Sana sudah menggoyang goyangkan tubuhnya.

"Maaf ya Suami. Maafin istri yang bercanda keterlaluan. Istri cinta banget sama Suami" Sana berbisik tepat di telinga Sehun. Hawa panas dari deru napas Sana membuat Sehun bergerak seketika. Bukannya bangun, Sehun hanya membenarkan sedikit posisinya tanpa membuka matanya. Tapi Sehun tahu jika keadaan tubuh istrinya tidak dalam kondiri prima sekarang.

Sana kembali membaringkan tubuhnya di samping Sehun dan memeluknya. Sehun semakin yakin jika istrinya sedang sakit saat kulitnya mulai menempel pada permukaan kulitnya. Tapi Sehun malah melanjutkan tidurnya lagi.

Matahari mulai meninggi saat Sehun masih terlelap dalam dekapan Sana. Perlahan ia menggerakan tubuhnya. Tangan kanannya mengusap kedua matanya, menyesuaikan pencahayaan sebelum benar benar membuka kedua matanya. Saat Sehun sudah bangkit dari posisinya, Sana masih nyaman dalam posisinya. Sehun hanya melirik sekilas tanpa ada niatan untuk membangunkan istrinya itu. Ia lantas pergi menuju kamar mandi dan langsung bersiap siap untuk ke rumah sakit.

Sekitar lima belas menit kemudian Sehun keluar dari kamar mandi dan menemukan Sana yang duduk termenung di atas kasur. Sehun kembali acuh dan memilih untuk berjalan ke lemari.

"Suam...ehem" Sana berusaha memanggil Sehun tapi suaranya tiba tiba serak.

"Suami udah bangun?" Tanyanya lagi setelah suaranya tak lagi terdengar serak.

"Seperti yang Kamu lihat. Ngapain masih tanya lagi" jawab Sehun seadanya.

"Sorry" Sana menjawab singkat tanpa berdebat. Hal itu malah membuat Sehun khawatir. Biasanya istrinya akan menimpali terus menerus sampai Sehun jengkel, tapi kali ini jauh lebih pasif.

Sehun melihat Sana dari pantulan cermin lemari. Istrinya hanya duduk seraya tersenyum tipis, tapi Sehun tahu itu hanya keterpaksaan untuk menutupi emosi yang sesungguhnya. Wajah Sana begitu pucat pagi ini. Kulitnya yang sudah putih menjadi semakin putih. Bukan karena istrinya suntik vitamin C tali melainkan karena Sana sedang tidak sehat--itu dugaan Sehun sementara. Ia tidak tahu tepat istrinya sedang sakit apa.

"Kenapa cuma duduk diem di atas kasur? Gak kuliah?"

"Lo kenapa sih Hun. Kan tanyanya bisa pelan pelan aja. Gak usah digas. Udah tahu istrinya lagi sakit" batin Sehun sedikit menghela napas karena mulutnya malah mengeluarkan nada suara yang sangat ketus pada Sana.

Sana menggeleng pelan, "Enggak Suami. Istri gak enak badan"

"Oh" jawab Sehun singkat. Dalam hati Sehun sudah mengumpat tanpa henti pada otaknya yang malah memberi sinyal untuk menjawab singkat. Harusnya ia mendapat sinyal kepedulian untuk Sana, tapi otak busuk miliknya malah sebaliknya.

"Saya berangkat. Kamu tidur aja lagi"

"Iya Suami"

Sehun bergegas keluar kamar dan segera menuju meja makan. Kali ini hanya Kirana yang menyambut Sehun di meja makan.

Heartbeat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang