He's A Freaky Man

8 1 0
                                    

"aku mulai risih ama cowok itu." Kataku.

"Btw dia udah gak pernah kongkow di cafe kita lagi lo." Sambung Cyntia. "Udah ada sebulan lebih."

"Bukan sebulan lebih Cyn, sejak abis kepalanya bejol itu."

Cyntia hanya manggut-manggut sambil merapikan gelas.

"Dia aneh." Kataku. Yang akhirnya menarik perhatian Tyas untuk ikut nimbrung di balik meja kasir bersama aku dan Cyntia.

"Apalagi selain dia yang datang ke Cafe tiap hari senin , sekitar jam 5-6 sore, pesan makanan yang sama, baca buku kayak patung, pulang jam 9 kayak anak mami yang takut di tabokin."

Tyas hanya menahan tawa.

"Gak cuma itu Cyn, dia semenjak aku tolongin pas jatuh dari motor waktu itu jadi sering deket-deket ama aku."

"Iya , si Dinda diajakin jalan mulu sama si mas Kutubuku." Sela Tyas "aku udah bilang , pasti dia suka ama Dinda."

"Suka Gundulmu itu!" Aku menjejalkan telunjukku pada kening Tyas.

"Dia itu udah ada cewe."

"Masa sih?" Sahut keduanya bareng

"Iya, namanya Yuki." Aku menujukkan foto profil whatsapp Sean si mas Kutubuku pada kedua cewek di depanku.

"Ih cantik lho." Puji Cyntia.

"Iya, terus kenapa sih dia chat kamu terus, pakek ngajak jalan lagi."

" katanya sih dia kesepian."

Obrolan kami terhenti saat datang seorang pengunjung yang hendak memesan tambahan minuman. Aku melayani sebentar sementara Tyas dan Cyntia sibuk dengan kasak-kusuknya.

"Din , trus gimana? Kesepian gimana? LDR ama ceweknya."

Aku menghela nafas panjang, menatap wajah dua orang pengonsumsi gosip di depanku.

"Jadi dia itu sering di cuekkin ama ceweknya, selain itu dia itu anak korban broken home. Jadi dia itu tinggal di rumah yang dia beli sendirian, sementara bapak, ibunya sudah memiliki keluarga masing masing."

"Trus dia gak tau apa alasan ceweknya cuekin dia?" Tanya Cyntia.

"Dia pernah sih nanya gitu ama aku. Aku jawab aja 'mungkin cewek kamu bosen ama sikap kamu yang cerewet dan suka minta ditemenin, jujur aku juga bosen , kamu selalu ngajakin aku jalan, chat setiap waktu, agak ganggu."

Mata Cyntia dan Tyas terbelalak.

"Seriusan kamu bilang kayak gitu?"

"Iya , kayaknya dia tersinggung, udah lima hari dia gak ada hubungi aku." Jawabku santai.

"Trus kamu udah tanya gak sama tuh anak. Kenapa dia itu datang kesini tiap hari senin , di jam yang sama , dan ...gitu deh, kayak terjadwal gitu."

"Jadi dia itu kerja di perusahaan kayak penerbit koran gitu sejak kuliah, dan dia dulu ngelamar buat kerja di akhir pekan, karena kalau hari biasa dia kuliah. Makanya dia libur tiap senin, dan karena itu dia santai kesini tiap senin."

Biiiiip

Muncul notifikasi pesan dari Sean.

"Kamu pulang kerja jam berapa?"

"Panjang umur." Kata kami barengan.

"Bisa ketemu? Pikiranku lagi suntuk butuh teman ngobrol."

"Bentar-bentar suntuk bentar-bentar sedih. Jadi cowok baper amat." Aku meletakkan Hp di meja.

"Gak kamu bales Din?"

"Males ah Cyn, hampir tiap hari dia kayak gitu."

Aku bergerak keluar menuju meja meja kosong untuk membersihkan sisa minuman dan makanan.

***

"Kamu gak bales ya? Sorry mungkin aku terlalu ganggu buat kamu atau mungkin aku terlalu aneh. Itu juga yang di bilang kebanyakan temen aku, mungkin aku memang orang yang gak pantas berteman dengan siapapun. Good Night Din,"

Aku membaca balasan pesan terakhir Sean si kutubuku itu sepulang kerja. Aku merebahkan diriku di kasur meresapi sepenggal dari kata-katanya 'mungkin aku memang orang yang gak pantas berteman dengan siapapun' sambil menggerak gerakkan kaki yang tergantung di tepian ranjang.

"Berarti dia bersikap seperti ini sama temen-temennya juga."

"Mungkin dia gak banyak punya temen."

"Lalu apa alasannya dulu sampai menangis sambil naik motor dan ampek nabrak. Pasti ada sebuah alasan besar di baliknya. Air mata cewek adalah ungkapan perasaannya, namun seorang cowok, itu adalah ungkapan terakhir saat tak ada ekspresi lagi untuk menjelaskan."

Muncul berbagai pertanyaan dalam kepala yang menuntut sebuah kesimpulan. Namun mata dan rasa lelah membuat pemandangan langit-langit semakin kabur hingga tanpa terasa Hp terjatuh dari genggaman dan ku mulai terlelap dalam tidur.


Tolong kritik dan sarannya.. ini cerita pertama saya di wattpad.

The Endless Chapter [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang