final verse

41.8K 7.1K 2.4K
                                    

I never realized the warmth of his hug,

until he wasn't around when I needed it.

—Ezekiel N. Karsa—

*

Di pantai, seminggu sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pantai, seminggu sebelumnya.

Terry tidak menduga Nana akan setuju begitu saja pada ucapannya, lantas cowok itu menyandarkan kepala ke bahunya seraya berujar samar. "Saya juga mau Bapak bahagia."

Jika diingat kembali pada bagaimana persepsi mereka tentang satu sama lain waktu mereka pertama kali bertemu dulu, tidak pernah terbayang di benak Terry bahwa anak nakal bermata sendu yang bikin guru hobi mengomel sampai menangis bisa berkata seperti itu sambil meletakkan kepala di pundaknya. Terry tidak menarik diri, membiarkan Nana bergeser kian dekat padanya. Mereka duduk bersebelahan, masih terbungkus oleh selimut yang sama sembari memandang garis gelap cakrawala di kejauhan.

Hening sejenak, sampai Terry memanggil pelan. "Jevais."

"Iya?"

"Saya kirain kamu ketiduran."

"Hampir."

"Saya—hng... oke... lupain aja."

Nana menegakkan badan, memandang serius gurunya. "Kenapa?"

"Nggak apa-apa. Nggak jadi."

"Yah, sayanya udah terlanjur kepo, Bapak! Apa?"

Terry berpikir beberapa lama, kemudian napas panjangnya terhela disusul oleh serangkaian kata-kata. "Tadi, kamu bilang sesuatu tentang keberanian. Soal gimana saya membuat kalian bertiga berani dan sebagai gantinya, saya harus mencoba berani buat kalian. Setelah saya pikir-pikir, sesungguhnya hidup itu sendiri adalah salah satu bentuk keberanian."

"Maksud Bapak?"

"Katanya, manusia itu menakuti sesuatu yang nggak mereka ketahui, sesuatu yang nggak pasti. Sedangkan hidup itu sendiri tercipta dari milyaran ketidakpastian yang nggak pernah bisa kita terka, nggak pernah bisa kita tebak bakal kemana arahnya. Kalau begitu, bukankah hidup itu sendiri adalah bentuk keberanian kita menghadapi ketidakpastian yang jumlahnya juga nggak pasti? Kita nggak tahu apakah ada akhir yang bahagia buat kita, atau apakah sesuatu akan membaik, atau justru memburuk. Tapi kita tetap nggak menyerah, terus bangun setiap hari dan melakukan apa yang menurut kita mesti dilakukan. Menurut saya... itu sendiri adalah bentuk dari keberanian."

"Oh."

"Kamu bilang 'oh' itu tuh ngerti nggak sebenarnya?"

"Bapak, saya tuh nggak se-balegug Injun ya. Jadi saya ngerti, yah walau nggak semuanya sih."

"Dih, nyesel saya ngomong panjang lebar sama kamu!"

"Tapi saya setuju sama Bapak, walau saya memahami 'keberanian' itu dalam makna yang berbeda."

Dream Launch ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang