twelfth note

66.9K 12.3K 6.4K
                                    

A mother's love for her child is

like nothing else in the world.

It knows no law, no pity,

it dares all things and crushes down

remorselessly all that stands in its path.

—Agatha Christie—

*

Apakah cinta seorang ibu dapat diukur?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah cinta seorang ibu dapat diukur?

Dari kecil, Terry tidak pernah dekat dengan kedua orang tuanya. Dia juga bukan jenis orang yang terbuka dan hobi bercerita tanpa diminta. Berbeda dengan Yeda, walau tampaknya, punya bakat cerewet juga tak lantas membuatnya bisa dekat dengan ibu dan ayah mereka. Tapi Terry sangat dekat Om Adjie, bahkan sejak dia hanya anak kelas satu sekolah dasar yang hobi menyepi ke pojok ruangan sambil berlagak sibuk menyusun rubik.

Om Adjie itu adik ayahnya, lebih tua dua dekade dari Terry. Dalam keluarga mereka, Om Adjie bukan tipikal anak kebanggaan yang diceritakan dengan mata berbinar pada anggota keluarga yang lain. Katanya, Om Adjie itu agak urakan, hidup semaunya dan sombong sebab berpikir dia bisa hidup tanpa menggadai mimpi. Om-tante Terry yang lain pernah meledeknya karena datang bersama vespa kusam, tapi tidak berkomentar apa-apa kala suatu kali, Om Adjie pulang bersama mobil licin mengilap usai kesuksesan salah satu lagu buatannya yang dibawakan oleh seorang penyanyi ternama. Om Adjie pernah bilang, hidup itu murah dan yang mahal adalah gaya hidupnya. Sayangnya, gaya hidup tidak bisa menjamin seseorang akan selalu bahagia.

Ucapannya benar.

Terry masih ingat, Om Adjie pernah beberapa kali mengajaknya pergi ke beberapa tempat. Semula, Terry heran karena mereka seperti tidak punya tujuan di tempat yang mereka datangi. Butuh beberapa lama buatnya menarik kesimpulan, bahwa yang membuat Om Adjie datang ke tempat-tempat itu bukan masalah tempatnya, namun kehadiran seseorang yang dapat ditemukan di sana.

"Dia itu... siapa?" Terry bertanya suatu ketika, waktu mereka duduk bersebelahan di bangku seberang sebuah sekolah TK, memandang pada anak bercelana biru yang tengah tertatih meniti tangga perosotan.

"Seseorang yang dicintai oleh orang yang om cintai."

"Hah, maksudnya?"

Om Adjie menoleh pada Terry, lalu menarik senyum lebar. "Namanya Jevais Nareshwara. Nama yang bagus, kan?"

"Dia... anak om?" Terry bertanya hati-hati, tanpa sedikitpun nada menghakimi. Sudah jadi rahasia umum kalau Om Adjie memiliki kehidupan yang berbeda dengan kebanyakan anggota keluarganya. Entah karena apa, dia tidak pernah menikah. Juga tidak terlihat punya pacar. Apa yang Om Adjie lakukan selain mengamati anak bernama Jevais itu dari jauh adalah menenggelamkan diri dalam lembaran bloknot dan alat musik di studionya.

Dream Launch ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang