Malam jadi puncak acara Dieng Culture Festival.
Adel dan Alif sudah siap sejak habis ashar, mereka harus masuk ke tribune untuk mendapatkan tempat yang cocok.
banyak manusia bertebaran disini, mulai dari yang masih kecil, remaja, dewasa, bawa pasangan sampai keluarga.
paket komplit pokoknya.
tapi sebelum maghrib dan isya, alif menyempatkan diri dulu untuk kabur, sholat. serta memasrahakan semuanya pada Adel.
"mau saya bantu mbak?" seorang laki-laki nampak kasihan melihat Adel memapah beberapa perlengkapan.
"saya bisaa-." belum selesai Adel bicara, ia nampak terkejut melihat sosok yang sedang bercakap-cakap dengannya. "Bima,"
"hai?" sapanya kemudian. "apa kabar?"
"baik. kamu sendiri? sama siapa? Okti mana?" ujar Adel pura-pura.
padahal dia sendiri tadi memergoki Bima membaws seorang perempuan, tapi jelas dia bukan Okti. istrinya waktu itu.
Bima tertawa. "masih inget aja sama Okti. aku udah cerai." jawab Bima enteng.
eh buset! renyah banget dia ngomongnya.
Dan Adel membuat ekspressi kaget, "oh ya? maaf aku nggak tahu kalau kalian udah pisah."
"nggak papa Del. kamu masih sama suamimu kan?" Bima berusahs membantu mengambil potongan kecil yang jatuh dari tas.
menurut lo?
ya masih! lu pikir enteng cerai kawin!pada saat yang bersamaan Alif datang membawa selimut dan tremos.
"hai. maaf ya Del, tadi ambil air panas dulu." nafas Alif masih terengah-engah. dan dia menatap laki-laki yang membantu istrinya. "Bima ya?"
"iya." Bima berucap kemudian. "jagain barang-barangmu Del. aku tinggal dulu. suamimu udah dateng."
Alif hanya benggong mendengar kata perpisahan Bima yang sedikit ia tak mengerti.
"kalian ngomong apa Del?"
mati lah aku!
Adel menimbang sebentar, "tadi Bima cerita kalau dia udah cerai gitu Mas. ya udah aku diem aja."
"oh. kirain dia mau usaha lagi sama kamu."
GLEK!!