hidup 17 - duri

979 29 2
                                    

Bima sudah berdiri dengan gagah di depan pintu rumah Adel.

Beberapa kali ia mengetuk, namun belum ada jawaban dari si pemilik rumah.

Ia berani menduga, kalau Adel masih ada di dalam.

Hingga beberapa saat kemudian, ketika Bima nyaris mengetuk pintu untuk ke sekian kalinya, suara tirai jendela bergeser terdengar di telinganya.

Di dalam rumah Adel mengintip dengan hati-hati.

Deg!

Jantungnya nyaris copot, mengetahui kalau Bima ada di depan rumahnya.
Ini masih terlalu pagi untum bertamu.

"Aku tahu kamu di belakang pintu Del." Suaranya bahkan terdengar jelas.

Pelan pelan Adel membukakan pintu, tapi tak secara gamblang, hanya ⅛ bagian saja yang terbuka, memperlihatkan setengah kepalanya yang melonggok.

"Ada apa Bim? Pagi-pagi gini dateng kesini. " tanya Adel curiga.

Bima tersenyum dengan sangat menawan. Bahkan aroma parfum khasnya yang ia gunakan ketika bertemu dengan Adel di Borobudur masih ia gunakan.

"Boleh aku masuk Del?" Tanyanya

Namun ia menggeleng. "Jangan, nanti ada ibu kompleks yang ghibah. Tunggu sebentar. 10 menit. Dan kamu duduk di mobil." Perintah Adel.

Kemudian ia bergegas ganti baju.

Ketika Adel menutup pintu, bayangan sekilas ia mengenakan daster ala ibu-ibu muda dan jilbab yang seadanya. Membuat perasaan di dada Bima makin membuncah.

Sebelumnya ia tak pernah merasa sebegitu inginnya menerobos masuk ke dalam dan mengunci dirinya dan adel berdua di dalam kamar.

Bahkan tanpa Adel sadari, Bima sudah membawa persiapan yang lebih matang.

Alat pengaman yang bertuliskan DUREX

Menikah -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang