kau bisa hindari asap kebakaran
tapi kau tak bisa hindari asap rumah tangga
sama seperti pagi ini.
Alif lagi badmood dan istrinya lagi galau.
alhasil packing yang kudunya clear jam 10 pagi, molor satujam.
"handuk mana dek! handuk!." Alif mulai mengemasi beberapa barang.
Adel menyiapkan sarapan, mumpung jiwa memasaknya sedang onfire .
ya iyalah onfire! jelas! lha wong semalam malah ngimpiin cowok orang.
setan mana coba yang tega ngegoda Adelia yang tidur disebelah suami tampan nan sholeh, tapi didalam mimpi Adel sibuk ciuman sama Bima.
owalah!!! kathok bolong!!
ekpressi kaget sekaligus bersalah langsung menyelimuti Adel, ia mengacak rambut dan langsung ngibrit ke kamar mandi. cuci muka dan ambil air wudhu.
sholat taubat dan minta maaf dalam hati sama suaminya.
maafin Adel ya mas. ngimpiin laki kampret itu, gara-gara ngajakkin ke dieng malah ketemu makin intens sama Bima.
"Del. Adelia!" panggil Alif sekali lagi.
berulang kali ia mendapati Adel ngalamun sejak bangun tadi. "telornya hangus."
"astagfirullah!" istrinya menjerit kaget. "Yah. gosong." ia mengangkat telur mata sapi yang menghitam itu dan meletakannya pada piring.
Alif terduduk di kursi dekat ruang tamu. menunggu Adel yang menggoreng telur kedua.
"maaf ya mas. telur gosongnya mubadzir kalau dibuang. buat aku aja." Adel menyodorkan piring Alif yang nampak normal. dan miliknya sendiri yang awut-awutan.
"kamu kenapa sih? sejak pagi bengong dan nggak fokus. kita udah molor lho pulangnya." sesekali Alif melihat jam tangannya.
Adel hanya bisa menunduk. dosa kalau ia cerita sama suaminya.
sepanjang perjalanan pulang, Adel dan Alif juga terdiam. hingga setengah perjalanan sampai di Temanggung, Adel akhirnya tidur juga. dan Alif memutuskan untuk menepikan kendaraan.
membuka ponsel dan membalas pesan whatsapp satu persatu.
lalu matanya melihat bahwa ada ajakan reuni lagi, dan kali ini sosok itu yang mengabarinya secara pribadi.
ia yang bernama Daniella.
