Adel dan Bima berangkat dengan dua mobil berbeda.
Adel bawa sendiri, begitu juga Bima.
Iring-iringan gitu.
Adel juga nggak mau nyampurin kopi di air keruh.
Sesampainya di The Brunch, tempat Danias dan Adel janjian. Bima segera berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Adel.
Namun Bima buru-buru di dorong ke kiri oleh gadis disebelahnya itu.
Kan nggak cantik, semisal dateng sama sosok yang nggak di harapkan sama sekali.
Bruk! Bima tersungkur
Disaat bersamaan, sebuah pemandangan aneh tertangkap mata Adelia.
Seorang laki-laki mengenakan baju yang sama, potongan rambut yang sama dan kacamata yang sama dengan suaminya, Alif.
Tengah membelakangi mereka bersama seorang wanita cantik di hadapannya. Dan hanya berdua saja.
Tanpa sadar, Adelia melangkahkan kaki menuju meja di ujung sana.
Tapi di tahan oleh Bima.
"Kemana Del?" Ujarnya sambil mengusap-usap lututnya yang kesakitan.
"Itu.. mirip.. mas Alif, Bim." Adel mencoba melepaskan genggaman Bima.
Suasana di bagian kasir agak kacau, karena tubuh Bima benar-benar menghalangi jalan, membuat beberapa orang tertahan disana.
Danias yang menunggu di mini bar menghampiri keduanya.
"Del. Kok sama Bima?" Danias tak kalah kaget.
Tanpa jawaban dari Adelia, Danias tahu apa yang memblokir pendengaran dan konsentrasi sahabatnya itu.
"Biar dia sama aku, Bim." Ujar Danias meminta tangan Adel dilepaskan.
Namun Bima menggeleng.
"Kalau ketahuan gimana?" Bisik Bima.
"Biar. Biar ada kapok mereka." Kata Danias gemas.
Bima melepaskan genggaman tangan Adel, dan membiarkan kedua gadis itu menghampiri pasangan yang di duga sedang affair di jam-jam kerja.
Mas masih kenyang, makannya nanti aja. Beli kebab deket kantor. Ujar Alif tadi pagi.
Jarak antara Adel - Danias dengan pasangan di duga Alif-Daniella hanya selisih 2 meja makan.
Namun langkah Adel terhenti. Ia tak ingin terlalu buru-buru menduga, ia terlalu takut untuk menyesal lebih awal.
"Sampai sini dulu aja, Ngok." Adel menahan langkah sahabatnya itu. "Kita duduk sini."
Keduanya duduk di bangku sebelah kanan, dimana Adel bisa leluasa membelakangi punggung laki-laki itu, dan mencoba memperhatikan dari suara, memastikan bahwa ini dugaan yang salah.
Daniella tentu bisa melihat jelas, dua perempuan yang duduk di sebrang mejanya.
"Kamu nggak sarapan tadi?" Ujarnya memancing.
Laki-laki di depan Daniella masih menggoyangkan sendok dan garpunya diatas piring.
"Aku bosen makan dirumah, istriku lagi belajar masak. Tapi bisanya itu-itu aja."
Seakan petir menyambar kepala Adelia. Suara itu benar-benar suara yang ia kenal.
ALIF suaminya sedang duduk sarapan dengan perempuan lain, dan berani menggumbar kegagalannya.
***
Ada yang mau komentar? Baiknya si Adel tetep hidup atau njambak Daniella 🤪