hidup 24 - berjuang lagi

1.2K 57 2
                                    

Hai... makasih buat yang ngasih vote, komen dan kalean-kalean yang setia dengan ceritanya Adel Alif.

Aku mau ngasih tau. Kalau cerita ini bakal sampai 30 chapter aja.
Thanks

Karakter Alif aku ganti jadi doi ya 😆😆

Karakter Alif aku ganti jadi doi ya 😆😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Adelia melihat sebuah mobil merah yang sedang menepi. Ia cukup familiar dengan sticker di belakang.

Pasti ini mobil Alif.

Benar saja, saat ia mengintip di jendela. Laki-laki itu menunduk dengan pandangan galau sembari memainkan ponselnya.

Sebenarnya respon Adel pertama ingin ia menerobos masuk ke dalam. Dan duduk seakan tidak ada masalah.

Tapi kayaknya itu kurang sopan.

Ia mengetuk kaca mobil, hingga Alif menurunkan kacanya.

Buset! Ini laki gue kenapa?
Pucet amat mukanya.
Dia dah sarapan belom sih?
Ngenes amat. Tambah kurusan juga.
Astagaaaa

Adelia khawatir dengan keadaannya, tapi ia tidak berani mengatakan apapun.

Belom, belom pas timingnya buat ngakrabin keadaan kaya dulu.
Tahan...
Tahan...

"Hai Lif. Sehat?" Tanya Adel basa-basi.

Alif tentu saja menjawab dengan anggukan, meski kondisi yang terlihat seakan kebalikannya. 

"Dari mana Del? Pagi-pagi gini." Balas Alif.

Untung saja Adel sudah menyembunyikan amplop dari Dr. Anindra di dalam tas, begitu pula dengan resep yang harus ia konsumsi.

Ingat, besok kalau mau check-up suamimu diajak juga.

Kata-kata dr. Anindra terlintas begitu Adel melihat si Alif.

"Dari sana. Iya dari sana. Habis jalan-jalan bentar." Adel tak kuasa menutup kebohongannya.

Kan nggak lucu, setelah Alif menduga kalau dia susah hamil, terus tiba-tiba ke dokter kandungan sendiri.

Berasa cuma Adel yang berusaha.

"Ohh.." alif menjawab sekenanya."udah sarapan? Aku antar pulang gimana"

"Boleh."

Mobil itu melaju, menuju tengah kota. Dan seperti sebelum-sebelumnya, Adel dan Alif diam. Seakan ini pertemuan mereka kali pertama.

Rasa canggun itu tak terbantahkan lagi.

"Okke. Dah sampe." Alif memakirkan mobil sambil melepas self belt.

Lha kok disini? Katanya mau anter pulang?

Adel terheran-heran. Karena Alif mengajaknya pulang ke rumah mereka. Bukan ke rumah orangtuanya.

Suka tak suka, Adel ikut turun dan mengekor dibelakang Alif. Masuk ke dalam.


Menikah -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang