hidup 10 - terbayang

1.1K 49 1
                                    

Jika Bima menginvansi memori Adel kemarin, maka hari ini Daniella berhasil membuat istri kesayangan Alif jadi senewen.

Pasalnya didalam ponsel Alif tidak tersemat nama perempuan satupun.

Tapi mustahil ada cowok feminim yang ngajak chatting kecuali ia memang tertarik pada pria beristri.

Jari jemari Adel sibuk mencari siapa sosok 'daniella'.

Bahkan buku tahunan abadi milik Alif tidak berhasil mendeteksinya.

Sampai-sampai Adel menghubungi salah satu alumni SMAN 3 Semarang. Pradipta.

"Apa kabar dip? Maaf y ngajak ketemunya mendadak." Ujar Adel saat menghampiri salah satu meja di Pesta Keboen.

Dipta ini cukup populer di sekolahnya, sebagai mantan ketua osis dan pernah jadi siswa terbaik. Ia tentu kenal dengan 'it girl' atau sebutan untuk gadis populer di kalangan spesies jantan.

"Daniella, tahu sih." Dipta menimbang sesaat sembari mengingat-ingat kejadian 10 tahun lalu.

"Dia pernah ditembak sama Alif kan ya? Pas jam intrakulikuler." Tandas Adel cepat.

"Mungkin."

"Tapi setahuku dia sama mas Alif nggak lama. Soalnya habis lulus SMP mereka beda sekolah trus pisah."

"Kok kamu paham si Del? Aku aja yang satu sekolah sama dia kadang lupa."

Yah si dipta nggak tahu, kalau selama ini diem-diem Adel naksir cowok selama 10 tahun dan dia hapal siapa aja mantannya. Perkara masa lalu Alif mah keciiiillllllll.....

Saat Adel sibuk berkasak-kusuk dengan Dipta. Pandangan aneh tertangkap oleh ekor matanya.

Sesosok pria jangkung dengan kepala plontos tengah di gandeng mesra oleh perempuan berambut bob mengenakan baju super branded dan duduk selisih dua kursi dengannya.

Dimana posisi duduk pria itu sejajar dengan Adel saat ini.

Auto ngumpet dibalik buku menu.

"Ngapain Del?" Tanya Dipta heran. "Ada depkolektor?"

"Ssstt...."

Parahnya di Dipta menyebut nama Adel dengan jelas dan lantang. Membuat pria plontos itu mengenali kata itu dengan jelas. Hingga ia mencari dimana nama Adelia tertuju.

"Woooooyy bocah diem napa!" Runtuk Adel. "Sstt... ada si Bima."

Tatkala Tuhan berkehendak bahwa ini adalah takdir pertemuan mereka. Membuat Adel lagi-lagi mati gaya.

Bima paham siapa yang memiliki nama Adel. Ia juga paham dengan Dipta, teman satu SMPnya yang dulu pernah jadi rival untuk maju ke kursi ketua OSIS.

"Kabur yuk Dip. Aku pamit dulu." Adel bersiap-siap mengambil ancang-ancang.

Disaat yang tepat waitress datang membawa pesanan mereka.

Dengan posisi duduk dan nada bicara setengah berbisik,adel bergumam "maaf mbak. Ini saya cancel aja. Tapi saya tetep bayar. Nitip mbak ya." 

Usai menyelesaikan kalimatnya. Adel segera berlari menuju pintu keluar, meninggalkan Dipta yang bingung memahami situasi.

Adel mengendarai mobil dengan pikiran amburadul.

SETAN APA COBA YANG MERASUKI ku.

JIN IFRIT! PUAS LO!

Adel tidak bisa membayangkan jika ia tetap duduk manis disana, mengorek informasi mengenai Daniella sementara bayangan masalalunya datang menghampiri. Tanpa minta dijemput.

Menikah -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang