Hidup 3 - Kapan Hamil

2.2K 95 2
                                    

Adel setengah membanting pintu saat masuk.

bunda yang sedang duduk anteng mau ngambil remahan roti hasil nyuapin Keken jadi ikutan kaget.

"Pelan kenapa sih Del."

yang di kasih tau malah ngloyor ke belakang dengan wajah tertekuk.

dulu jaman kuliah.
ditanyain kapan lulus.

udah lulus ditanyain kapan nikah.

lha ini udah nikah ditanyain mana anak.

di kira gue kucing!

lah ntar ditanya balik kapan mati. sewot tuh bu RT.

"Del tuh. airnya udah mateng. bentar lagi abis." celetuk Mbak Vita.

"Hah?"

Tak lama Adel tersadar dan buru-buru memasukkan kecambah yang ia beli dari mang Jan tadi.

ia masukkan semua dan menutup pancinya.

kemudian ia memotong-motong tahu dan beberapa cabe.

niatnya sih bikin oseng kecambah sama tahu, hasil tutorial semalam di Youtube.

alif juga setuju.

ntar mas habisin semua deh.

cuma si doi nggak tau bininya beli kecambah 2 kilo.

***


"Gimana Lif? jadi ikut reuni kan ya?" Abi, teman satu genknya meminta konfrimasi.

Alif menimbang-nimbang sebentar.
"ikut deh. tapi gur bayar dobel ya. bawa istri soalnya."

Abi jadi ingin menggoda. "cieee. penganten baru, kemana-mana berdua terus cooyyy"

"makanya nikah Bi. Prita mau lo beginiin sampe kapan coba?"

"Sampe bapaknya ngasih gue lampu ijo." Abi tertawa. "okke deh. fix. lo ikut berarti."

"Iya. thanks".

Mobil Alif terparkir di halaman tepat saat adzan magrib berkumandang.

"Assalamualaikum. maaf telat Bun. tadi mampir ke rumah temen dulu." Alif mencium tangan Bunda Adel dan menyerahkan martabak coklat kesukaan Keken.

"tapi surat ijinnya udah keluar kan Lif?"

"Alhamdulilah udah Bun. tinggal besok nyicil sisanya."

"Alhamdulilah." Bunda Adel lega mendengarnya.

kepulangan Alif dan Adel bukan tanpa tujuan.

mereka sedang merintis usaha jajan pasar yang mereka jual ditoko. untuk investasi mereka jika kontrak di German sudah berakhir.

"Buanyak banget osengnya Mbak." mata Alif terbelalak saat melihat meja makan penuh dengan lauk.

tapi piring oseng paling mencolok, karena kecambahnya nyaris gugur di semua sisi, akibat terlalu penuh.

Vita yang mau ngasih tau jadi bingung. karena Adel masih dalam jangkauan mereka.

"Sini aku bisikkin." Vita menggandeng Alif menjauh ke belakang.

"Adel tuh kayaknya jengkel sama bu RT gara-gara disindir kok belum hamil. trus dia beli kecambah 2 kilo. lha aku tanya siapa yang makan semua. katanya mau dihabisin semua sama mas Alif."

glek!

"Heran deh mbak. sejak pulang kesini tuh dia pengennya PMS selalu." Alif jadi senewen. "dikit-dikit jengkel. dikit-dikit marah."

Vita yang tau duduk perkara Pengantin muda ini cuma bisa mengelus-elus punggung Alif.

"Sabar ya. Mungkin emang lagi begitu. masih 25 tuh labil banget emang Lif." Vita mencoba membesarkan hati Alif.

"Kapan pulang mas?" kepala Adel nyembul di antara tangan Vita yang sedang menepuk punggung Alif.

"hah?" Terdakwa jelas kebinggungan, karena mojok di belakang berdua sama kakak ipar.

ngapain lagi kalau bukan ghibah.

"Makan yuk." Ajak Adel. "Apa mau sholat dulu?"

"Sholat dulu aja deh." jawab Alif.

"Aku siapin air buat mandi sama bajunya mas."

Duh. kayaknya aturan tidur di sofa udah berlaku nih.

Menikah -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang